kepergian sahabat


Hari sabtu aku ngantar sahabat aku ke bandara. Dia akan pergi ke bogor untuk sekolah di institut pertanian bogor. Seriusan. Bangga yah punya teman pintar tapi sedih juga karena dia harus pergi.
Aku juga punya teman pintar yang lain tapi sahabat aku ya cuma dia ini.

Kita bertemu di smp. Middle school classmates gitu. Sejak kelas delapan sampe sembilan. Karena waktu kelas tujuh masih beda kelas. Namanya his.

Sejak smp dan masih in touch sampe sekarang, langgeng yah hohoho. Dengan best friend aku ini aku bisa ngobrol apapun sesuka aku tanpa perlu sandiwara apapun yang dibutuhkan. Ngobrol ngalor ngidul gitu. Bahkan naruto. Aku memang suka ngomongin naruto sama orang yang juga ngerti atau paling tidak rela mendengarkan lah. Untuk kasus his dia termasuk keduanya.

Aku sering ke rumahnya dan begitu pula sebaliknya. Untuk tipe orang seperti aku ini yang mencintai rumah tapi bisa juga betah di rumah lain.

Kami dulu berencana high school sama-sama tapi waktu mau mos his menghilang. Bukan menghilang saat dunia membutuhkannya seperti avatar aang yah. Dia menghilang pergi ke surabaya untuk sekolah sma disana. Begitu mendadak. Sedih.

Tapi kemudian dia balik lagi. Katakan saja things dont work out there. Like what happening to me but in any other way.  His kembali lagi.

Aku pun cukup senang dan sedih juga. Dan saat datang kembali his datang ke rumahku. His pun menceritakan semuanya.

Saat penentuan kuliah tahun lalu his ikut sbm tapi gak dapat di ipb tapi unsrat gak jadi diambil deh. Jadi his kuliah disini. Aku waktu itu gak ikut sbm dan hanya ikut seleksi pmdk di umy dan lolos.

Maka kita berpisah. Gantian aku yang di jogja dan dia di ternate. Lalu aku balik lagi setelah satu semester. Like I was saying, in simplest words, thing dont work out there. Maka kita ketemu lagi.

Tahun ini aku dan his sama-sama ikut sbm. Yang lucunya his benar-benar memilki target besar masuk ipb dan juga ini kali kedua serta terakhir bisa ikut sbm.

Disisi lain aku ikut sbm juga tapi ngambil ptn di dalam kota. Yang terkenal tidak bagus dan tidak bermutu dan tidak-tidak yang lainnya. Tapi tetap ingin masuk.

Perbedaannya sangat terlihat jelas. Walau aku juga ada rasa khawatir tidak diterima. So Im not that confident about my brain and every kind of exam.

His bilangnya sih dia nyantai dapat atau gak dapat. Aku sih berharap dia gak dapat supaya tetap di ternate saja. Yah walau pada aku bilangnya wuatb.

Saat malam pengumuman aku lulus yee. His juga lulus. Ye.

Tanggal tujuh agustus, malam jumat kemaren his membuat acara perpisahan dan mengundang semua teman dekat. Tapi aku gak datang karena sakit. Rasanya gak enak banget gak datang di acara itu. Acara perpisahan sahabat sendiri. Entah aku yang terlalu pemalu untuk datang dan bertemu orang banyak karena aku introvert atau aku memang sakit. Jujur keduanya benar.

Hari sabtu pagi itu aku sadar kalau itu hari dimana his akan berangkat. Tapi aku tidak tahu jam berapa. Setelah mengantar adek ke sekolah, tidak lama kemudian his datang katanya dia ingin berangkat, entah bagaimana ceritanya aku juga langsung ganti baju dan ikut. Kami pakai motor masing-masing.

Kata mama k ela juga mau datang dari ambon jadi sekalian jemput. K ela ini adalah kakak sepupu aku tapi sudah dianggap kayak kakak sendiri karena saking dekatnya. K ela puasa dan lebaran di ambon, bertugas sebagai guru di subaim tapi juga sudah urus kepindahan ke ambon namun belum selesai juga pengurusannya.

Lanjut lagi. Aku sangat senang tapi karena aku pemalu jadi tidak terlalu bisa menggambarkan kesenangan itu. Tidak seperti kakakku yang sangat emosional dan bisa langsung menunjukan perasaannya.

Aku juga merasa tidak enak karena kemaren gak datang. Tapi syukurlah di rumah mama sudah menjelaskan pada his kalau aku sakit. Dengan wajah yang katanya pucat aku jadi tidak terlalu khawatir dan sedikit merasa lega. Aku juga menjelaskan keadaan sakit ku sebagai alasan tidak bisa datang pada umi, sebutan untuk mamanya his.

Singkat cerita aku minta tolong umi untuk mengambil foto dengan hp aku. Selama ini memang aku sama his kalo ketemu yah cuma ngobrol terus dan gak pernah foto bareng. Tapi karena dia akan pergi jadi aku buang rasa egois sebentar untuk mengabadikan kenangan pagi itu.

aku yang jeket hijau

Comments