lulus tahap tiga. jalan masih panjang.
Aku masih
ingat jelas kapan aku mengetahui hasil seleksi itu. Sore hari ketika kelas
hampir selesai, pertemuan terakhir di tahun itu, kami menggabungkan kelas A dan
B untuk pertemuan terkahir, membahas mengenai pariwisata dan melakukan sedikit
simulasi perdebatan. Salah satu teman ngajar yang juga mengikuti seleksi
menyeletuk kalau sudah email pengumuman arahan untuk mengecek hasil seleksi
tahap tiga. Aku pun langsung mengecek, teman yang kasih tahu mengecek beberapa
jam kemudian, yang hasilnya mengatakan belum, yang membuat aku merasakan
kebahagiaan yang tidak lengkap, karena tiga teman seperjuangan yang mengikuti
rangkaian proses ini mendapat kata belum.
Saat melihat
pengumuman kelulusan tahap akhir itu, jantung aku berdetak tidak percaya. Aku lemas
sampai harus berjongkok sebentar karena rasa-rasanya aku bakalan tumbang kalau
tetap berdiri. Aku bahagia, karena aku cukup cemas beberapa hari menjelang
pengumuman. Aku sampai-sampai berusaha menenangkan diri dengan mempersiapkan
rencana-rencana lain, yang dalam hal ini, beasiswa-beasiswa lain untuk didaftar
jika bunyi pengumuman berkata sesuatu selain kata lulus. Namun, semuanya
kembali seperti semula, pikiran positif yang sempat redup sebentar kembali sedikit
demi sedikit menampakan cahayanya. Aku bahagia tapi aku tahu kalau jalan masih
sangat sangat panjang.
Mamah
adalah orang yang paling ingin aku beritahu, walaupun kenyatannya aku kasih
tahu teman yang lain terlebih dahulu lewat aplikasi percakapan. Aku bisa saja memberi
tahu Mamah lewat aplikasi yang sama, tapi aku lebih memilih untuk memberi tahu
secara langsung. Salah satu teman dari sedikit teman yang aku beritahu,
memberitahu seisi dunia, setidaknya seisi daftar pengikutnya di instagram,
statusnya bertahan beberapa jam. Namun, cukup untuk membuat murid-murid
tersadar dan memberikan ucapan selamat di dalam grup percakapan. Sebenarnya aku
tidak mau orang lain tahu, tetapi malah seperti itu. Dua pekan berlalu sejak
hari itu dan aku harus menemui murid-murid besok di dalam kelas, aku tidak tahu
apa yang akan terjadi, pokoknya malu.
Tidak seperti
salah satu teman yang langsung menyebarkan informasi bahagia saat dirinya
dinyatakan lulus seleksi beasiswa, yang lain, tidak sama dengan yang aku daftar,
aku lebih memilih bungkam dan hanya mengunggah meme miss unverse tahun 2015
dari tangkapan layar salah satu unggahan status facebook aku yang mengunggah
ulang unggahan dari salah satu halaman lelucon dengan pengikut jutaan, when you
passed an exam you thought you wouldn’t, lengkap dengan gambar putri perwakilan
negara Filipina yang menjadi putri sejagat pada tahun itu. Bukannya aku tidak
bersyukur dengan nikmat Tuhan, hanya saja, aku sepenuhnya sadar kalau proses
yang harus dilalui masih sangat panjang sekali, aku tidak mau terlena dalam
selebrasi yang terlalu prematur.
Comments
Post a Comment