teruntuk hati yang entah kapan akan terjatuh lagi (terus berpura-puralah sampai engkau lupa kalau sedang berpura-pura)

kalau harus memilih jikalau diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu, aku akan memilih untuk tidak akan pernah mengungkapkan rasa ini. semua yang aku khawatirkan terbukti benar adanya,
dia berubah,dia tak ada perasaan sedikit pun walau setitik, dan aku tak bisa lagi dekat dengannya. dia biasa saja setiap kali melihatku, seperti tak pernah ada apapun yang terjadi, karena memang tak pernah ada yang terjadi, padanya, rasa ini hanya terjadi padaku. aku masih sama seperti yang dulu, melihat dia bersamanya secara online maupun offline, dan dia masih sama seperti yang dulu bermesraan dengannya di depanku, bahkan tampak lebih mesra daripada dulu. aku harap semuanya berakhir di bulan maret karena di bulan itulah semuanya dimulai. sekarang aku hanya bisa diam seolah sudah move on padahal belum sama sekali. aku tak lagi memasang caption ngegalau di setiap foto instagram ataupun di insta story karena aku tak ingin membuat dia merasa tak nyaman. aku hanya bisa menyimpannya dalam-dalam bagaikan semua biasa saja.

yang lebih parahnya lagi kemarin waktu kegiatan tiga hari. hari pertama aku nangis (entah bagaimana awalnya aku yang sudah merasa tidak mampu melihat mereka berduaan akhirnya memutuskan untuk berpindah dan sesaat setelah akhirnya berada di kawasan aman yang tak dilihat olehnya, butir-butir hangat pun berlarian turun gunung tanpa berpikir dua kali, aku segera memburu mereka dengan pakaian batik berlengan panjang, syukurnya dika ada disitu, sahabat yang paling mengerti dan mengetahui segalanya, memberikan saran agar aku segera menghapus tetes demi tetes kesedihan yang begitu ringan terjatuh itu. hari kedua aku dapet gangguan pencernaan, bolak-balik kamar mandi. dan hari ketiga akhirnya aku mulai biasa saja. aku benar-benar merasa tersiksa tiga hari itu. bahkan pernah terlintas dipikiranku lebih baik aku angat kaki saja dari organisasi itu, toh alasan aku masuk juga karena ingin bisa terus dekat dengannya. namun itu tidaklah mudah, aku bukan tipe orang yang tidak bertanggungjawab, sumpah menjabat setahun telah diikrarkan bulan januari lalu. bagaimanapun hati ini terluka, aku haruslah menepati janji yang tlah diucapkan, apalagi ini bukan hanya sekedar janji, melainkan sumpah. perasaan ini harus dikesampingkan. apapun yang terjadi, aku harus kuat.

pernahkah kau begitu merindukan seseorang sampai mendapat gangguan pernapasan karena dadamu terasa begitu sesak? dia hanya sejauh satu klik di chat application whatsapp tapi kau bahkan tak berani mengirim chat satu kata pun karena takut akan mengganggunya. atau karena kau memang tidak berhak sama sekali karena bukan siapa-siapa. betapa kau begitu menunggu chat darinya walaupun hanya berupa halo atau apapun. betapa kau begitu merindukan melihat wajahnya tapi saat kau mendapatkan kesempatan melihatnya yang bisa kau lakukan hanya memasang wajah datar.

aku yakin aku bisa melupakannya. setidaknya melupakan perasaan ini. melupakan mimpi yang terlampau tidak masuk akal ini. harapan yang hanya berujung luka. berhenti hidup setengah mati. aku akan baik saja, aku sudah dari dulu menyerah, bahkan sebelum perasaan ini menemukan keberanian untuk muncul ke hadapan sang penakluk perasaan. aku baik saja selama aku tidak melihat senyumnya. aku baik saja selama aku tidak berpapasan dengan dua buah bola matanya. setidaknya aku mempelajari sesuatu; kalau kau begitu menyayangi seseorang dan tak ingin kehilangan mereka, sebaiknya tetap diam dan jangan melakukan gerakan apapun.


Comments