Pengalaman Mengikuti Tes IELTS Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidup



Sudah dua minggu sejak pengumuman nilai ujian ielts yang bikin aku secara mental agak sedikit terganggu karena hasil yang tidak sesuai dengan target yang harus aku capai, kurang 0,5 poin. Jadi, banyak tulisan-tulisan blogger lain yang sudah aku santap jauh-jauh hari tentang bagaimana situasi menuju hari ujian sampai akhirnya hari pelaksanaan dan kemudian mendapatkan hasil setelah 13 hari. Reaksi berupa vidio juga tidak terlewatkan, walaupun agaknya lebih banyak reaksi blogger ketimbang youtuber mengenai hal yang satu ini. Oke, cukup lah ya pengantarnya. Yang mau aku sampaikan sebenarnya adalah, jujur saja aku berekspektasi tinggi, untuk setidaknya mencapai nilai pas-pasan. Namun, setelah ditampar kenyataan pahit, aku pun mengurungkan niat membuat video reaksi, bahkan tulisan reaksi ini juga hampir-hampir aku lupakan. Tapi, aku harus tetap jujur, baik itu hal baik atau buruk yang terjadi, aku harus tetap berbagi ke jurnal daring tempat bagikan semuanya.

Setelah mengikuti pelatihan selama empat bulan, semuanya ditentukan selama empat jam di tanggal empat pada bulan juli. Ujian yang sebenarnya tidak jelas pelaksanaannya karena kondisi pandemi yang sedang melanda dunia saat ini. Lalu saat informasi mengenai dibukanya kembali ujian mulai terdengar, tanpa perlu berpikir dua kali, aku pun langsung memesan tes tersebut, saat yang lain bahkan masih berpikir dan menimbang kemungkinan tentang segala sesuatunya. Aku memang tidak punya banyak pilihan, nyatanya adalah aku bahkan tidak punya pilihan sama sekali di tangan, jika aku kembali ke tempat tinggal maka akan semakin sulit untuk mendapatkan akses ke lokasi tes.

Sesuai janji aku di awal tulisan, aku akan sangat jujur. Dan aku minta maaf kalau tulisan ini tidak terlalu membahagiakan karena ujian aku yang bisa dibilang tidak sukses meraih batas minimum nilai yang ditentukan oleh pihak kampus yang rencananya akan aku tuju nanti (walaupun setelah menghubungi pihak kampus, katanya tidak apa-apa untuk tetap mendaftar dengan nilai yang aku miliki, ya walaupun sebagai gantinya aku pastinya tidak bisa terlalu berharap banyak, walau tetap saja sedikit berharap) karena kampus-kampus tersebut meminta 7, sedangkan aku hanya memegang nilai 6,5. Yang artinya, aku harus menebus dengan mempersiapkan dokumen lain dengan baik.


Ini pendapat pribadi saja waktu ujian ya, tapi menurutku, bagian listening lebih gampang saat hari H daripada saat latihan-latihan, gak tahu kenapa bisa begitu, mungkin kebetulan saja, yah begitulah ya. Justru untuk reading yang aku kadang bisa, kadang juga nggak, kadang setengah bisa, jadi paling susah. Salah satu pembelaan yang bisa aku kasih tahu adalah, jenis kertasnya beda dengan kertas yang biasa digunakan untuk latihan, yang dengan kata lain lebih panjang dan memiliki bacaan yang jauh lebih panjang juga. Sedangkan untuk writing, aku beruntung banget sih dapatnya comparing maps untuk task 1, tapi tetap saja ternyata aku gak bisa maksimal. Dan kurang maksimak di task 2 karena makan waktu di task 1, Dan, yang paling bikin geger adalah tangan aku yang kaku banget waktu nulis, gara-gara terlalu terbiasa belajar online jadinya apa-apa tingal ketik-ketik ya kan. Untuk bagian speaking, jadi bagian yang paling tidak aku favoritkan sih. Aku gak akan sebutkan tempat aku mengambil tes di mana. Yang bisa aku bilang adalah itu susah banget dan cepet banget waktu berlalu. Akhirnya aku melakukan apa yang paling aku khawatirkan, ngomong terlalu cepat, padahal selama empat bulan terakhir sudah berusaha untuk belajar untuk menjaga ritme dan tempo saat bicara, fakta sedih yang lain lagi adalah, aku dan teman-teman kompak dapat nilai yang tidak memuaskan.

Oke, kayaknya cukup lah ya curhatannya yang gak bakalan ada ujungnya nih kalau dilanjutin terus gini. Yang mau aku sampaikan sekali adalah, tes yang satu ini beneran tidak semudah yang anda pikirkan. Memang susah dan memang sepantasnya begitu cara kita melihatnya. Namun, bukan berarti lantas semuanya tampak tidak memungkinkan, gimana nyebutnya ya, agak sedikit lebih menantang aja gitu. Untuk penutup, aku mau bilang terima kasih kepada diri sendiri karena sudah berani mencoba. Kalau ada yang tersesat dan membaca tulisan ini, semoga bisa dapat sesuatu, boleh banget kalau mau komentar apapun, nanti aku balesin kalau aku ngecek dan ngeliat ada yang komentar.

Comments