rasa males yang ternyata tanda dari di atas


Hari ini gagal bangun sahur lagi tapi untungnya udah makan sebelum tidur jadi gak terlalu ngefek. Walaupun gak makan sebelum tidur juga gak bakalan terlalu berpengaruh sih kan aku udah sering gak makan. Seharian gak produktif. Cuma kumpul tugas terus nonton youtube dan tiktok. Kenapa ya aku selalu merasa bersalah setiap kali gak produktif dalam satu hari. Mungkin karena aku sadar ada banyak hal yang harus dilakukan tapi aku gak melakukan semua itu. Aku juga menyempatkan untuk melihat contoh disertasi teman yang tersedia di canvas (learning management system) di mana semua tugas dan aktivitas belajar mengajar terjadi di situ kecuali apa-apa yang terjadi dalam kelas dunia nyata. Aku mau bilang kalau aku senang dapat akses canvas advising group bapak dosen karena hanya aku dan satu teman lain yang merupakan anak master dan semua sisanya adalah teman-teman yang sedang melakukan studi phd. Aku rencanaya akan menggunakan contoh disertasi teman ini untuk menulis thesis aku. Selain itu aku juga sempat coba-coba menulis proposal untuk symposium tapi berhenti tengah jalan karena males dan bingung mau tulis apa dan memikirkan aku gak boleh bikin ini di hari minggu (hei aku dwi di hari selasa dan aku bisa pastikan dwi di hari selasa juga tidak produktif sama sekali dan malah menulis jurnal-jurnal ini supaya bisa merasa sedikit produktif dan tidak terlalu merasa bersalah) jadi hari minggu itu aku habiskan dengan tidak produktif sedih banget dah.

Malamnya melanjutkan transcribing participant 1 yang selalu ditunda. Aku tunda terus karena males dan karena selalu terdistrasi sama insta dan segala macam yang lain. Sudah hampir selesai tapi belum selesai. Setidap vidio berdurasi dua jam tapi sebenarnya wawancaranya hanya satu jam karena satu jam sisanya kan bagian writing task yang terekam. Terus kenapa aku terus malas-malasan? Aku gak tahu kenapa. Eh terus pas lagi asyik transcribing ternytata mendadak dengar suara tembakan dan teriakan. Aku langsung mengirim pesan watsap ke teman kos karena iya kami ngobrolnya lewat watsap padahal sekosan. Terus dia bilang dia juga kayanya denger tapi ga jelas karena dia lagi main game dan eraphonenya besar banget.


Dan tidak lama kemudian teman kosan ini pergi keluar kosan untuk ke gedung cuci baju dan mendapati ada banyak polisi di parkiran, iya tempat laundry dekat parikan, terus saat kembali ke kosan dia ngabarin gitu dan nagajak keluar untuk ngeliat situasi. Aku ambil foto dan vidio terus upload di story close friend yang hanya berisi sepuluh orang. Seperti biasa aku mengeluhkan hal-hal yang tidak pernah aku keluhkan di story insta umum. Aku kayak berasa tidak merekomendasikan teman-teman untuk studi di negara ini padahal harusnya aku promosiin supaya lebih banyak yang ingin ke sini. Tapi yang aku lakukan malah hanyalah kebalikannya. Tapi kan hanya kalau upload insta story di close friend. Jadi yang banyak orang lain tau yang aku di sini baik-baik saja. Padahal aku gak pernah merasa aman di sini. Selalu ada banyak orang aneh di jalanan dan penembakan bisa terjadi kapan saja di mana saja. Bulan ini aku selalu berasa selalu untuk kurang-kurangi penggunaan insta tapi kok kayaknya gagal mulu dah. Tapi aku berasa ada hal yang berubah dengan tingkah laku aku yang lebih sering unggah story. Dulunya kan aku sangat overthinking setiap kali aku mengunggah apapun itu kan tapi sekarang kok kayaknya lebih tidak peduli. Yah walaupun kadang-kadang masih peduli juga sih dan mikir-mikir baik itu sebelum dan sedang ataupun sesudah unggah story apapun.


Comments