The giver


The giver juga sama seperti Lucy dan Maleficent yaitu aku sudah pernah lihat trailernya tapi masih belum terlalu mengerti. Alhamdulillah aku berkesempatan juga untuk menonton film ini.

The movie is black and white mengingatkan tentang film yang black and white juga tapi aku lupa judul filmnya, pernah nonton di hbo, pemeran utamanya sang spiderman versi ori, dan ceritanya dia masuk ke dalam tv, ke dalam acara tv favoritnya, jad ini bukan hal yang baru begitulah. Kembali ke the giver, film ini juga hitam putih dan alasannya diketahui saat beberapa menit menikmati film.

Jadi, warna hitam-putih atau sebut saja abu-abu merepresentasikan tentang nilai kemanusiaan yang hilang. Di dalam satu kota itu, semuanya begitu teratur, bahkan kata per kata juga harus digunakan sedemikian rupa, kaku dan tidak punya tempat untuk bahasa non formal atau gaul atau alay.

Semua yang hidup disitu melalui semacam sekolah kemudian saat lulus dari sekolah maka akan ditentukan akan menjadi apa. SekilasCurhat: senang banget yah disitu habis sekolah langsung dikasih tahu cocok jadi apa, tidak seperti kenyataan hidup yang ada dan tidak terkecuali aku yang bahkan setelah sekolah bertahun-tahun tidak tahu ingin jadi apa bahkan sampai sekarang.

Tapi diantara semuanya ada satu orang yang berbeda, sang tokoh utama. Saat kelulusan dia tidak ditempatkan di tempat manapun tapi memory receiver, yang ternyata cumin ada dua orang, mentornya dan dirinya sendiri. Mentornya disebut the gver, nah sekarang kita tahu makna judul film ini.

Tugas receiver ini menerima memori yang tidak dimiliki orang lain selain the giver. Sebenarnya aku merasa aneh kenapa ada pekerjaan the giver dan the receiver yang pada akhirnya malah membuat sistem yang selama ini dipertahankan menjadi hancur berantakan? Menurut keterangan the giver, tugas mereka itu adalah menengetahui hal-hal lebih dari orang biasa dan kemudian bisa menjadi manusia yang bijaksana dengan pengetahuan yang dimiliki dan menentukan sikap di masa depan.

Yang keren adalah film ini seolah member aku pertanyaan tentang apa gunanya membaca banyak buku yaitu menjadi lebih bijaksana dari yang lain, dan juga pemandangan yang paling aku suka yaitu seisi ruangan penuh dengan buku, keren. Berulang kali aku katakana aku masih belum pantas mendapat gelar kutu buku karena aku masih malas dan belum baca banyak buku, but on the inside of my heart, all I wanna do is read lots of lots of books. Librarian? Lecturer?

Hari demi hari, sang receiver akhirnya semakin punya perasaan manusia yang sebenarnya. Membuatnya semakin berbeda dengan orang seisi kota yang tidak berperasaan. Rasanya senag, rasanya takut, rasanya melompat dari tebing tinggi atau sedih melihat gajah yang dibunuh hanya untuk diambil gadingnya.

Endingnya adalah, sang receiver berhasil pergi sampai melewati perbatasan dan melepaskan belenggu yang meliput seisi kota, mebuat sema orang kembali menjadi manusia seutuhnya dengan berbagai perasaan yang ada, semua yang gelap menjadi berwarna.

Tapi lumayan menggantung, apakah yang akan terjadi selanjutnya? Apakah seisi kota yang diselimuti pelindung itu hanya buatan seorang manusia yang mengimpikan kondisi ideal? Atau apa? Apakah aka nada kelanjutanya? I don’t think so. Terus siapa yang menjadi dalang dari semua ini?

Apapun itu pertanyaan mengganjal sehabis nonton film ini. Film ini super keren dalam arti memberikan pengertian tentang makna sebenarnya menjadi seorang manusia, melakukan kesalahan, liar dan tidak sempurna   

Comments