uas Bahasa Indonesia; membuat makalah ilmiah
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Bahasa Indonesia”. Shalawat
beserta salam juga kita hanturkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia di program studi untuk memenuhi nilai ujian akhir semester satu Sastra
Inggris Fakultas Sastra dan Budaya pada Universitas Universitas Khairun Ternate.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Rahma Djumati, S.S.,M.A selaku dosen pembimbing mata Bahasa Indonesia.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Ternate,
Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .i
Daftar
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB
I Latar Belakang . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
. . . . . . . .1
BAB
II Masalah . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
BAB
III Pembahasan . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 3-5
3.1 Pengertian . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
3.2 Asal Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
. . . . . . . . . . . . . . . 3
3.3 Pengaruh dan perkembangan . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
3.4
Dangdut Jaman sekarang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4-5
3.5
Fenomena Dangdut. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .5
BAB
IV Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
Daftar Pustaka
I.
LATAR
BELAKANG
Perubahan
budaya begitu cepat bisa dirasakan dan tidak terbatas pada medium tertentu.
Musik yang juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari
tanpa disadari menjadi sumber perubahan budaya yang cukup ampuh. Perubahan
budaya yang paling bisa dikenali adalah penggunaan bahasa dalam menyebutkan
kata tertentu dalam intensitas cukup tinggi dapat menjadi fenomena yang menarik
untuk diamati.
II. MASALAH
2.1 Apa Pengertian
Dangdut ?
2.2 Bagaimana asal istiah
Kata Dangdut ?
2.2 Bagaimana Pengaruh
dan Perkembangan Dangdut ?
2.3 Bagaimana Dangdut
jaman sekarang ?
2.4 Bagaimana Fenomena
Dangdut ?
III.
PEMBAHASAN
Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia, dangdut adalah
jenis dan irama music yang ditandai oleh pukulan tetap bunyi gendang rangkap
yang memberikan bunyi dang pada hitungan ke-4 dan dut pada hitungan ke-1 dari
irama berikut. Kemudian berdangdut diartikan sebagai aktivitas berjoget
(menari) mengikuti irama orkes dangdut dan pendangdut diartikan orang yang
menyanyikan lagu dangdut.
Sedangkan
menurut Wikipedia, dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik Indonesia
yang mengandung unsur-unsur musik Hindustan atau India klasik dikarenakan
menggunakan alat music utama dangdut yaitu Tabla yang merupakan alat music dari
India, Pakistan, dan khususnya Asia Selatan, kemudian berkembang ke Indonesia
yang berakar dari pedagang Gujarat yang juga menyebarkan agama Islam pada zaman
itu. Sehingga dangdut memiliki unsure Melayu dan Arab.
Dangdut
juga dipengaruhi music India melalui film Bollywood oleg Ellya Khadam dengan
lagu Boneka India, dan terakhir lahir sebagai dangdut tahun 1968 dengan tokoh
utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
pengaruh unsure-unsur music India (terutama dari penggunaan table) dan Arab
(pada cengkok dan harmonisasi).
Asal Istilah
Penyebutan
nama “dangdut” merupakan onomatopea dari suara permainan table (dalam dunia
dangdut disebut gendang saja) music India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam
majalah Tempo edisi 27 mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran
lagu Melayu, irama padang pasir, dan “dang-ding-dut” India. Sebutan ini
selanjutnya diringkas menjadi “dangdut” saja, dan oleh majalah tersebut
digunakan untuk menyebut bentuk Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.
Pengaruh dan Perkembangan
Qasidah
masuk ke Nusantara tahun 635-1600. Qasidah masuk seak Agama Islam dibawa para
saudagar Arab tahun 635, kemudian juga saudagar Gurajat tahun 900 – 1200,
saudagar Persia tahun 1300 – 1600.
Gambus
dan migrasi orang Arab mulai tahun 1870. Gambus adalah salah satu alat music
Arab seperti gitar, namun mempunyai suara rendah. Diperkirakan alat music
gambus masuk nusantara bersama migrasi Marga Arab Hadramaut (sekarang Yaman)
dan orang Mesir mulai tahun 1870 hingga setelah 1988, yaitu setelah Terusan
Suez dibuka tahun 1870. Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dibangun tahun
1877. Para musisi Arab sering mendengarkan Musik Arab dengan iringan gambus.
Suatu
grup music seperti gitar akustk, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan
gong. Dangdut tahun 1940 – 1968 melahirkan nama-nama seperti P. Ramlee (dari
Malaya), Said Effendi (dengan lagu soraja), Ellya (dengan gaya panggung seperti
penari India, sang pencipta Boneka dari India), Husein Bawafie (salah seorang
penulis lagu Ratapan Anak Tiri) dan Munif Bahaswan (pencipta skor film “Ratapan
Anak Tiri” yang sangat popular pada tahun 1970-an)
Dangdut
modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik
Indonesia yang ramah terhadap Budaya Barat, memasukkan alat-alat music modern
Barat seperti gitar listrik, organ elektronik, perkusi, trompet, saksofon dan
lain-lain.
Dangdut
sangat elastic dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk music yang lain.
Lagu-lagu barat popular pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang
didangdutkan. Genre music gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus
cara bermusik dangdut.
Dangdut jaman sekarang
Dalam
beberapa tahun terakhir nama music dangdut mulai terangkat kembali setelah
beberapa saat yang lalu sempat menjadi minoritas, sekarang music dangdut
menjadi primadona oleh seluruh golongan usia dan lapisan masyarakat.
Dimulai
dengan meledaknya lagu Cinta Satu Malam yang dinyanyikan oleh Melinda. Hal ini
bukan saja karena lagu tersebut mampu menyita perhatian penggemar music tanah
air dengan iramanya yang menghentak. Di sisi lain, syair dalam lagu tersebut
cukup mampu mengajak pendengarnya berfantasi dan memunculkan beragam imajinasi
yang terkadang berkonotasi negatif.
Bukan
hanya syairnya yang dianggap cukup memancing imajinasi liar para pendengarnya,
kisah di balik lagu tersebut juga dianggap cukup menimbulkan kontroversi.
Diakui oleh penyanyi bernama asli Eka Mailinda tersebut bahwa penciptaan dan
syair lagu cinta satu malam tersebut berawal dari kisah nyata yang dialaminya.
Selain
nama Melinda, dunia musk dangdut berliran techno pun diramaikan oleh kehadiran
penyany muda bernama Ayu Ting Ting. Penyanyi yang melejit lewat single berjudul
Salah Alamat ini mulai dikenal oleh penggemar music tanah air di akhir tahun
2011-an.
Nama
Ayu Ting Ting sendri dikenal sejak lagunya dijadikan tema nada sambung telepon
seluler dan kerap diiklankan di berbagai media
televisi. Sejak saat itulah, lagu Salah Alamat memiliki banyak penggemar
dan nama Ayu Ting Ting sendiri masuk jajaran salah satu penyayi dangdut dengan
tariff yang tidak murah.
Fenomena Dangdut
Popularitas
kedua penyanyi tersebut seakan menjadi sebuah bukti nyata bahwa lagu dangdut
bukan lagi sebuah lagu rakyat dari kelas menengah ke bawah. Sebab, lagu dangdut
pun kini mampu tumbuh menjadi sebuah industry baru yang menyerap penggemar dari
berbagai lapisan sosial. Masyarakat Indonesia pun pada saat ini sudah tidak
lagi menganggap dangdut sebagai music kelas pinggiran sebagaimana persepsi yang
pernah muncul tahun 90-an.
Dan
yang paling baru adalah lagu Sakitnya Tuh Disini yang dinyanyikan oleh Cita
Citata. Lagu ini begitu meledak bahkan tidak jarang ditemui orang-orang lintas
umur yang menyanyikan reff dari lagu ini, dari anak kecil sampai orang dewasa.
IV.
KESIMPULAN
Hal
ini membuktikan betapa peran musik begitu luar biasa dalam mempengaruhi
kebudayaan. Karena terlalu sering mendengarkan dan mengucapkan lirik dari lagu
sakitnya tuh disini, kemudian hal ini berubah dan bukan lari sekedar lirik lagu
dangdut biasa tapi sudah menjadi kebiasaan. Terlepas dari akan bertahan lama
atau tidaknya ungkapan sakitnya tuh disini, hal ini sudah menjadi fenomena
kebudayaan dan kebahasaan yang akan dikenang.
Karena
menurut Koentjoroningrat bahwa wujud kebudayaan dibagi menjadi tiga, yaitu
kompleksitas ide atau gagasan dan tindakan dan hasil karya, maka fenomena
dangdut juga termasuk sebagai wujud kebudayaan. Sebagai mahasiswa Fakultas
Sastra dan Budaya, kita harus melihat hal ini dengan kacamata budayawan dan
tidak semena-mena melakukan penilaian buruk subjektif semata.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment