curhat massal ke pa mael lagi

Aku bangun agak siang setelah tetap terjaga sampai entah jam berapa. Bangun kurang lebih jam delapan yang bisa dibilag tidak terlalu siang tapi karena semalam aku niat bangun lebih pagi karena ingin pergi ke kampus untuk mengaktifkan akun online untuk belanja krs online di gedung rektorat karena takutnya kalau agak siang sedikit saja maka harus berhadapan dengan antrian yang panjang. Tapi kemudian setelah aku internetan sebentar kemudian mandi dan ke kampus, aku mendapati bahwa tidak ada antrian dan aku berhasil melakukan apa yang aku inginkan dengan lancer. Tapi aku belum mengecek link simak-unkhair.com karena aku harus segera bergegas pergi ke rumah teman yaitu ka tini di tabam untuk bersama pergi ke kampus satu untuk menghadiri undangan bem teknik di perayaan ulang tahun dan seminar nasional tentang infrastruktur. Dari kampus dua ke kampus satu lumayan jauh seperti dari kutub selatan ke kutub utara (sebenarnya ternate selatan ke ternate utara).

Akan tetapi alih-alih langsung ke rumah ka tini, aku mampir ke fakultas dulu untuk bertemu dengan siapa saja yang ada dan ternyata ada uni dan neni dan novi. Aku menceritakan tentang apa yang baru saja aku lakukan. Oiyah aku mendapatan kertas berisi petunjuk tentang registrasi yang sesegera mungkin aku foto dan aku masukkan ke grup line sassing. Uni langsung mencoba membuka link simak dan melogin dan ternyata berhasil tapi sepertinya terdapat sedikit masalah karena mata kuliah yang boleh dikontrak sedikit padahal kan seharusnya banyak, mungkin data belum lengkap diuplod oleh prodi adalah penyebab dari hal ini.

Di perjalanan aku mengisinya dengan nyanyi sendiri atau berpikir atau bicara sendiri atau menyadari tentang betapa jauh tempat yang menjadi tujuan. Aku memang memiliki kebiasaan menyanyi di motor saat berkendara sendiri, yang harus aku lakukan hanyalah menutup kaca helm dan mengucapkan mantra, eh lirik maksudnya, sesuai dengan nada lagu sebenarnya, lagu apapun itu yang aku hafal. Aku cukup percaya kalau aku memiliki suara bagus walaupun kalau aku rekam kemudian aku lihat atau dengar sendiri memang terdengar lumayan jelek. Setidaknya aku gak bengong selama perjalanan karena mempertimbangkan aku yang termasuk tidak bisa balap dan membawa motor dengan cukup pelan.

Lucunya adalah ketika sampai di rumah ka tini kemudian kita menelpon ka wisnu eh ternyata tempat seminarnya itu di kampus dua, bukan satu. Ternyata aula nuku itu di rektorat kampus dua, bukan aula serbaguna di kampus satu. Aku mengutuk diriku sendiri yang tidak pernah menghafal nama aula walaupun sudah berulang kali kegiatan di aula-aula tersebut. Yang di kampus satu itu namanya aula banau,kalau yang di kampus satu dua itu ada aula nuku dan aula babullah. Sedikit informasi, kampus satu berada di dekat bandara, sangat dekat, sehingga setiap kali ada pesawat yang mendarat atau lepas landas maka akan terdengar suara bising ala pesawat yang disebut iklan sejenak oleh anak-anak mahasiswa kampus satu yang adalah mahasiswa-mahasiswi keguruan, kampus satu berisikan berbagai program studi keguruan di bawah naungan fakultas keguruan. Fakultas lainnya ada di kampus dua. Fakultas hokum, sastra, ekonomi, teknik, pertanian, perikanan. Dalam perjalan dari ujung ternate utara menuju ternate selatan diisi dengan obrolan yang seakan tak ada ujungnya.

Acara akan dilaksanakan jam sembilan atau begitulah yang ada di undangan namun ternyata dimulai jam sebelas lebih. Ini adalah satu borok yang dimiliki provinsi ini yaitu bagaimana kita menjadi individu-individu super telat dalam setiap janjian ataupun acara formal yang sebenarnya adalah buruk namun tetap saja dilakukan terus menerus dan entah kapan bisa dihilangkan.

Saat aku dan ka tini memasuki ruangan aula nuku, sedang terjadi penyampaian sambuta oleh wakil rector satu bapak ridha adjam. Cara bicaranya asik dan terlihat berwibawa. Yang aku tangkap dari sambutannya adalah bagaimana beliau mendorong mahasiswa/I teknik untuk berinovasi membuat penemuan berupa mesin-mesin yang dapat diaplikasikan dalam cangkupan seprovinsi seperti robot pembantu korban ternggelam atau mesin pemetik pala dan cengkeh. Sambutan selanjutnya dari gubernur yang tdak bisa hadir sehingga diwakili oleh entah siapa dan sebelum menyampaikan sambutan beliau mengatakan ijinkan saya membacakan sambutan dari gubernur dan kemudian beliau benar-benar baca ata demi kata dam selembar kertas yang sudah dipersiapkan, au tidak terlalu tangkap apa isi sambutannya karena entah bagaimana suaranya tidak terdengar terlalu jelas dan aku juga kebetulan tidak tertarik untuk menyaksikan atau mendengarkan.

Kemudian dilanjutkan dengan tarian legu salai olhe smk putra bahari. Ada sesuatu yang menarik, kostumnya tampak asing dan bagus serta tarianyya juga warnanya berbeda dan tampak segar dan yang paling mengagetkan adalah mereka menggunakan loga-loga (sebutan local untuk pelita) dan meniuokan api bagaikan seekor naga kemudian ada juga penari utama yang bajunya beda sendiri seorang perempuan menarikan tarian dengan salawaku dan parang dan aku secara otomatis teringat dengan tarian perang yang ditarian teman aku dari Kalimantan yang walaupun sangat singkat aku yakin tadi itu benar-benr mirip entah bagaimana terus  pokoknya tariannya keren lah.

Setelah tarian adalah waktu yang dinanti-nanti yaitu konsumsi dan ternyata bukan roti tapi nasi dan ayam wau luar biasa. Setelah makan aku berniat menunggu dan mengikuti seminar tapi ternyata tidak kunjung dimulai. Aku dan ka tini berpindah tempat duduk ke dua kursi kosong di samping ka wisnu alias wapres bem sastra. Kami membicarakan banyak hal seperti pres yang menghilang dan susah ditemukan karena hp miliknya rusak sehingga komunikasi otomatis terputus. Tentang kondisi bem yang seakan mati suri yang walaupun kita sudah melaksanakan berbagai kegiatan di bulan desember tapi selama bulan januari bem tidak punya kegiatan apapun dan sekarang sudah masuk bulan februari dan pakaian yang dikumpulkan secara sukarela kemaren juga belum didistribusikan yang sebenarnya untuk memperingati hari ibu tapi ternyata gagal total dan tentang kegiatan panggung budaya di sasa akhir tahun kemaren yang aku jujur tidak terlalu banyak terlibat dan juga tentang isu reshuffle dan tentang kita butuh melakukan evaluasi untuk menjadi tim yang solid lagi dan begitulah. Setelah lama mengobrol tentang ini dan itu akhirnya kita bergegas meninggalkan aula karena seminar yang ditunggu tidak dimulai juga dan aku bosan dan ka tini bosan ka ka wisni bosan.

Aku berpisah dengan ka tini karena dia masih mau mengurus registrasi di lantai satu gedung rektort. Aku berniat pulang namun kemudian ternyata mampir ke fakultas dan bertemu dengan warda. Kami lalu mengobrol tentang dia tinggal sendiri di kampus dan dika bersama neni sudah pergi beberapa saat yang lalu menuju rumah ibu dila tapi ning yang sudah berada disana terus menelpon menanyakan kenapa neni dan dika tidak kunjung sampai. Kemudian aku teringat tentang dika yang menelpon saat aku berada di aula, dika mengatakan bahwa dia membutuhkan aku untuk segera pergi ke jembatan anam sesegera mungkin namun aku menolak Karena aku sedang menghadiri acara dan tidak mungkin pergi, kemudian dika mengulangi perkataannya tapi kemudian aku balas mengatakan aku akan kesana sekarang asalkan kasih tahu dulu apa yang sedang terjadi tapi dia mengulangi perkataannya sebelumnya lagi dan lagi tanpa memberikan alasan yang aku minta, aku pun menutup telpon. Kemudian aku dan warda mulai berspekulasi dengan menyatukan potongan informasi yang kita miliki dan kita berdua sepakat kalau mungkin dan hanya mungkin dika dan neni mengalami kecelakaan di jembatan anam dan hal itu yang membuat mereka tak kunjung sampai di rumah ibu dila dan aku merasa begitu bersalah karena tidak mengiyakan perkataan dika di telpon tadi kemudian aku mengajak warda untuk segera naik ke motor dan kita berdua langsung menuju ke jembatan anam atau rumah sakit untuk mencari mereka tapi kemudian setelah beberapa meter dari fakultas terlihat sosok dika dan neni yang kembali ke fakultas yang membuat aku langsung memutar motor dan kembali ke fakultas. Dan ternyata yang terjadi adalah apa yang aku dan warda teorikan ternyata salah sama sekali, dika dan neni tida mengalami kecelakaan melainkan ban motor dika bocor dan sontak membuat aku merasa konyol setengah mati sudah berpikir sesuatu yang begitu jauh yang tidak pernah terjadi. Untunglah kita tidak memiliki perusahaan Koran atau berita online, kalau ada maka sudah berapa banyak berita fiksi yang akan bertebaran hanya dugaan tak masuk akal semata, kataku, berusaha ngelucu.

Yang terjadi selanjutnya adalah aku dan dika dan warda dan neni dan naya dan ina dan pa mael duduk bersama dan yang kita obrolkan adalah lagi dan lagi tentang beasiswa. Masing-masing dari kita berusaha meluncurkan jurus bersilat lidah andalan kami untuk merayu pa mael untuk memberikan beasiswa walupun terdengar lebih seperti curhatan anak-anak yang minta dibelikan mainan oleh ayah mereka. Kami membicarakan tentang beasiswa bidikmisi dan ppa dan djarum dan lainnya dan kami menunjukan bagaimana kami benar-benar mengingnkannya. Dika juga ikut memohon dan kami semua kompak melawan dan menolak dengan keras dan tegas bahwa dika sama sekali tidak berhak mendapatkan beasiswa karena dia dari keluarga yang tidak bisa dibilang sederhana karena ayahnya adalah juragan beras yang memasok berkarung-karung beras ke berbagai warung seternate dan kami akan berunjuk rasa sambil tidak lupa membakar ban jika memang dika mendapatkannya, kira-kira beginilah lelucon kami yah setidaknya kami semua tetap berbicara dan kami bahagia.

Setelah usaha keras menyeruakan aspirasi kami di hadapan pa mael tentang betapa kami menginginkan mendapatkan beasiswa apapun itu, kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Dika mengantarkan neni dan aku bersama warda namun kemudian kami berubah pikiran saat sudah mulai memasuki jalan raya, kami berpikir untuk prig ke rumah gina di jambula untuk mengetahui apa yang teradi dengannya karena gina sudah beberapa hari tidak memunculkan dirinya di kampus dan tidak membalas pesan singkat yang kami kirimkan.

Sesampainya di rumah gina kami langsung mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam asslamualaikum beberapa kali kemudian salah satu adik gina keluar membukakan pintu dan berkata katanya gina lagi sembayang maka kamipun langsung masuk dan duduk di ruang tamu. Gina udah cantik rajin sembayang lagi, ya ampun, aku tidak akan bohong kalau saat pertemuan pertama di semester satu semua mata para cowok yang ada di kelas selalu memandangnya dan jatuh cinta tapi kemudian setelah sudah berteman dan dekat rasanya biasa saja. Beberapa menit kemudian gina pun keluar dan kami pun mengobrol banyak dan menanyakan kenapa dia tidak ke kampus dan katanya malas jawabnya singkat. Gina terlebih dahulu mengatakan dengan sedikit berbisik tentang jangan ngomongin gunung di rumah karena ibunya tidak mengetahui kalau kemaren gina pergi mendaki gunung maka kami pun bicara so we cannot talk about the mountain? Okay. Kami berharap dengan cara mengganti kata gunung dengan mountain dapat membuat gina aman dari ketahuan dan potensi omelan. Kemudian kami meminta gina menceritakan tentang pengalaman naik gunung maitara kemaren, yang sebenarnya aku juga ingin ikut tapi terjadi kesalahan komunikasi jadi aku gagal ikut, katanya seru dan mendapat hadiah berupa luka memar di kaki karena sempat terjatuh saat sedang menuju puncak gunung maitara kemaren.

Terus kami juga ngomongin apa yang teradi di pertemuan perdana komunitas tour guide kemaren di benteng oranye yang tidak aku hadiri karena kunci aku kemaren hilang selama seminggu. Gina pun menjelaskan bahwa nanti kita akan diajarkan caranya menjadi tour guide yang baik di dalam komunitas itu oleh seorang senior di bidang tour guide seperti kita harus mengetahui jalan-jalan yang ada dan rumah makan yang ada dan pengetahuan pendukung lainnya, aku pun sontak menyelutuk , astagah aku buruk banget tentang jalan dan peta atau apapun itu karena aku taunya jalan tapi gak tahu jelas apa nama jalanan astagah. Ayo kita harus segera mempelajari nama jalanan ayo kita survey alias jalan-jalan, komentar warda yang juga ikut kaget tapi juga bersemangat. Katanya hari sabtu ini juga ada pertemuan dan masih di tempat yang sama dan aku bertekad untuk datang tapi kemudian aku berpikir tentang kelas pesisir yang rencananya juga akan dilankasanakan hari sabtu ah semoga saja gak sampe sore di tdore terus aku juga ingat tentang balik ke kampus untuk ikut membantu membangun pembangunan baru di fakultas yaitu tempat duduk santai keren untuk tempat minum kopi yang akan dijual yang rencananya fakultas akan menyediakan tempat untuk mahasiswa berkreasi dengan jualan dan semua berhak memakainya. Dan kami dari bem juga punya rencana untuk jualan.

Setelah ngobrol sampai entah jam berapa dan melihat awan hitam dan merasakan hembusan angin dingin yang sepertinya mau turun hujan maka kami pun bersegera pulang dengan terlebih dahulu menyapa mamanya gina. Aku mampir ke salah satu tempat penjualan gorengan pisang goring dan amo dan batatas yang menjadi favorit aku kemudian masing-masing aku dan warda membeli beberapa ribu untuk dibawa pulang. Aku sering menggonceng warda karena rumah kami dekat beberpa ratus meter dan di kelurahan yang sama.


Saat sampai di rumah aku memakan gorengan yang barusan aku beli bersama adik aku yang namanya dian dan tetangga yang sering main ke rumah dan sudah dianggap sodara sendiri bersama nisa. Setelah itu aku masuk ke kamar dan membanting tubuh ke kasur untuk melepaskan lelah seharian dan merasakan kenyamanan kamar yang tidak bisa diberikan oleh tempat lain. Beberapa saat kemudian aku menyalakan laptop untuk menonton drama korea, judulnya cheer up, ceritanya tentang sekolah sma yang dimana semua siswanya begitu tergila-gila untuk terus belajar untuk masuk perguruan tinggi impian mereka, mereka kelompok anak-anak orang kaya. Kemudian ada kelompok yang lainnya yang begitu berbeda yang menjunjung tinggi nilai persahabatan dan tdak terlalu pintar dan tidak terlalu memperdulikan pelajaran tapi tidak pernah menemukan alasan untuk tidak bahagia. Ada banyak sekali drama yang mengambil setting sekolah, dan menurut aku jumlahnya kurang lebih sama dengan drama yang menggunakan setting rumah sakit dan kehidupan dokter. Salah satu atau dua drama tentang sekolah yang aku ingat mungkin adalah dreamhigh yang keren banget tanpa bisa diragukan dan kemudian yang membekas yang lain adalah school 2013 mungkin dimana kita benar-benar diajarkan bagaimana menjadi pendidik yang baik-guru yang baik yan tidak pernah menyerah pada keadaam siswa/I nya seburuk apapun itu dan banyak lagi yang lain tapiaku gagal memangil ingatan ini.Menonton film setelah hari yang panjang adalah obat tersendiri. Seakan semua yang aku lakukan di dunia nyata adalah hal penting kedua.

Comments