Dilan oleh Pidi Baiq
Dan akhirnya aku dapet juga novel yang selama ini bikin aku
penasaran karena saking terkenalnya berita yang mengabarkan seberapa keren
novel ini di berbagai lini masa sosial media. Aku sudah cukup lama denger
tentang novel ini. Seperti yang bisa kalian lihat kalau aku ngebaca novel ini
dalam bentuk ebook, bukan bentuk fisik buku, tapi sama saja lah yah. Aku
dapetnya dari salah satu teman. Yang aku tahu novel ini ada tiga bagian, dan
ini adalah bagian pertamanya, aku belum ada mood bagus untuk ngebaca yang kedua
atau ketiga jadi ngomongin yang pertama dulu.
Sebenernya aku bukan baru saja selesai membacanya, melainkan
sudah selesai membacanya beberapa hari yang lalu, tepatnya hari sabtu minggu
lalu saat hujan deras dan hawa dingin menyelimuti pulau ternate sejak pagi
sampai sore hari. Aku ngebacanya beberapa jam, duduk meringkuk di salah satu
sofa ruang tamu, ditemani bantal sebagai penghangat dingin kemaren.
Sebenarnya aku agak bingung dengan ceritanya dan belum
sempat ngegoogle juga tentang kebenarannya, apakah novel ini memang berdasarkan
cerita salah satu atau dua kenalan penulis yang akhirnya dijadikan tulisan
dengan cara mengubah nama dan tempat untuk disamarkan, ataukah semua itu
hanyalah bentuk karangan penulis semata dengan tujuan membuat setting tulisan
semacam seseorang yang menceritakan pengalamannya, masih bingung dan penuh
tanda tanya.
Novel ini ceritanya tentang tokoh utama yang bernama Dilan
dan Melia, untuk buku pertama ini ceritanya masih menggunakan sudut pandangnya
Melia nanti kalau buku ketiganya barulah penulis menggantinya dengan sudut
pandang Delian. Menurutku yang bikin novel ini keren adalah karena tokoh
utamanya yang begitu, gimana bilangnya yah, begitu menonjol dan powerful dan
unik. Memang kalau keberadaan tokoh utama menjadi salah satu penentu keseruan
dari suatu cerita, tapi untuk kasus novel Dilan dengan karakter utama Dilan ini
kok kayaknya kuat banget karakternya. Cara penulis menggambarkan tingkah laku
serta tutur kata dan isi kepala sang karakter benar-benar pas dalam artian
sesuai takaran, tidak kurang maupun tidak berlebihan, setiap pembaca pasti
memiliki pendapat yang sama mengenai hal ini. Materi kekomediannya atau
keromantisannya juga enak.
………………………………………………………………………………………………………
Bulan puasa tahun ini agak beda karena sekalian setres sama
semester enam yang ternyata lebih bikin pusing ketimbang semester lima kemaren,
semester kemaren emang gila bener tugas-tugasnya, tapi ternyata semester kali
ini lebih gila lagi daripada yang sudah-sudah kemaren. Tapi semuanya sudah
berlalu. Semua tugas akhir sudah dikumpulkan dan kita sudah boleh gak masuk
kampus karena beberapa hari lagi lebaran dan minggu depan libur seminggu karena
libur panjang yang ditetapkan oleh bapak presiden jokowi, seneng banget deh
lumayan banyak libur yah tahun ini,
Ada beberapa peristiwa yang harus aku abadikan yang terjadi
selama sebulan ini. Dimulai dengan tugas mps yang kita disuruh/diperintahkan/diminta
lah yah biar lebih halus dan sopan dan begitulah. Kita diminta untuk membuat
bab satu, atau setidaknya begitu menurut aku, setelah lumayan dibikin
kocar-kacir mengerjakan bab satu dengan penuh tekanan setres yang lumayan dan
juga diburu oleh deadline, ternyata akunya salah paham maksud dari bapak
dosennya. Aku kira kita diminta untuk ngebikin satu bab penuh yang ternyata
maksud dosennya adalah hanya background dan statement of problems dan mentohds
dan theoretical basis, alhasil aku harus edit lagi dan ngeprin lagi.
Aku berbagi bab satu yang sudah aku buat dengan teman-teman
yang lain, yah gak semua sih tapi kalo yang minta yah aku kasih lah. Tapi yang
terjadi adalah mereka tetap saja kesulitan menyusun satu bab penuh dan malah
menyalahkan aku yang sudah terlanjur punya satu bab. Aku merasa serba salah.
Tugas lainnya selain mps juga banyak dan akhirnya selesai juga dibuat satu per
satu.
Hal yang luar biasa juga yang terjadi adalah kita semua
konsultasi bareng ibu kaprodi (kepala program studi) gitu tentang judul dan
objek penelitian yang akan kita lakukan nantinya sebagai skripsi. Ada di saat
kita membahasnya secara personal di dalam ruang kaprodi dan ada juga saat kita
duduk bareng semuanya, melantai, dan berbagai keluh kesah bersama ibu kaprodi,
rasanya begitu, nyaman. Ada fotonya kok, nanti aku coba cari, kalo ketemu nanti
aku pasang disini deh.
Kita didukung banget untuk cepet-cepet keluar dari kampus,
dalam artian cepet wisuda, bukan karena diusir atau apa. Yang sebenarnya hanya
waktu yang bisa menjawab apakah kita, angkatan kami, sastra inggris 2014, atau
disebut juga golden class oleh salah satu dosen, yang kemudian membuat aku
terinspirasi dan membuat sms grup dengan nama itu, apakah angkatan kami bisa
menjawab doa para dosen untuk menyelesaikan studi pada maret tahun depan, hanya
waktu yang bisa menjawabnya.
Aku makan mie samyang, mie korea yang lagi terkenal banget itu karena tingkat kepedasannya di atas rata-rata itu, tapi setelah aku coba kok rasa pedasnya biasa saja, apakah salah beli atau memang tubuh ini yang sudah terlanjur terbiasa dengan rasa makanan pedas. Jangankan makanan, hidup aku juga gak kalah pedasnya, kok. Mulai deh, kumat lagi kebaperannya, kealayannya, merajalela.
Akhrnya aku menepati janji untuk gak ikut debat tingkat
universitas. Karena takut lihat kamu. Takut lihat mata kamu. Kamu yang tak
pernah berhenti menggangguku. Untuk menghentikan atau mencegah aku jatuh cinta
lagi sama kamu, aku memutuskan untuk tidak ikut. Sudah susah payah aku bunuh
perasaan ini, masa iyah terjatuh lagi karena senyumanmu. Dua hari itu, hatiku
seakan bersekongkol dengan bagian tubuh yang lain, aku demam. Kebohonganku tidak terlalu terbohongkan.
…………………………………………………………………………………………………………
Actually, besides writing this book review, I also wanted to
tell you about what has happened during the Ramadan 2017 which is yeah it all
started smoothly like usual, I keep the five time prayers consistently and the
Quran recitation was also great, at least for first week or so. Perhaps, I put
my expectation too high, I thought I could at least control my evil force on
the inside, but what actually going on is I was controlled by the monster of
mine; my nofap challenge that already started
around one week before Ramadan failed on day 16. I try again and again
to start over from the day one but I keep fail. This is actually frustrating,
tremendously a devastating of good will. This happens every year so I don’t
need to get really surprise about it, but, still, I’m in shock. I did it quite
sometimes and I even lost counts about how many exactly. Yes I didn’t do it
like all month long because I also had another issues to be stressed on like
the final assignments that were a lot and not easy at all.
But, at least, another challenge is kind of worked; my no
social media challenge. it has been almost a month since I deactivate my
facebook and instagram accounts, this achievement sort of making me happy,
finally I can eliminate the eager of opening those two major social media on
earth. Why do I need to be happy about that? Because I can finally be free from
those selfie pictures of people on the internet and their amounts of likes and
followers and stuff. Not because I got jealous, my likes and followers is
probably not that much to be proud of, but it is more about how the people on
the internet is been hypnotized to show off their happiness and stuff in order
to get followers, I think facebook is better than instagram in this part; facebook
using the friends and likes terms but instagram introducing the terms of
followers and following. I personally think that makes people on the internet
are competing one another to be on the highest position by gaining as much
followers as they can get, which is insane. And making people get to know what
is in my head sounds not kinda comfortable. For now, people will not and cannot
find me on facebook or instagram, but I will come back someday, I just don’t
think it’ll be anytime soon. I’ll keep doing this no social media challenge for
more upcoming months, hopefully until next year. For those time being within, put everything here.
I know I should be ashamed of myself, moreover because I
post this story on blog, because anyone will find out, but this is my personal
blog and I write everything personal here so if it is not here as the place I
share everything from my head, then where? My blog got no readers by the way so
it is okay, I guess. The thing is, my blog is the one I’m sharing everything
with, actually my blog is no longer becoming the only one place, I’m sharing
everything with my best friend too, he, the opposite of what is happening on me
now, he is successfully living his life without fap activity for years since
high school, yeah, I know, that is quite something, and I might not even can
find the suitable word for that amazing thing he had achieved, I mean, I wish I
could do the same, someday. So, yeah, somehow, he knows everything about my fap
condition that is really need to be cured, he helps by motivate me and
something like that, but, somehow it turns out
that I still cannot stop doing it at all.
I’ll start again next month.
Comments
Post a Comment