thirteen reasons why by jay asher



udah lama gak ngecurhat lagi nih,padahal kemaren niatnya setelah series diary sebulanan mau dilanjutin dengan diary ramadan, yang ternyata gak kejadian. jiwa dan raga ini yang beberapa minggu telah digerogoti dengan segala macem tugas yang deadlinenya deket-deketan semua. minggu ini udah gak lagi sih, karena udah selesai, akhirnya selesai juga, ternytata. ada yang sebagian sudah dikumpulkan dan sebagian lagi baru akan dikumpulkan minggu ini sekalian ujian akhir semesteran. bisa jadi puasa yang dibarengi dengan tingkat setres bikin tugas-tugas yang bejibun menjadi salah satu faktor males nulis curhatan. atau bisa jadi semuanya gak ada hubungannya sama sekali dan aku aja yang males. sesungguhnya setres itu tidak pernah hilang, melainkan berubah bentuk saja.
sama kayak kata-katanya salah satu karakter di tv series Once Upon A Time, sang kegelapan, kalau magic itu gak pernah hilang karena mereka hanya berubah bentuk saja. sama kayak hukum ipa entah biologi atau fisika atau bahkan kimia? maafkan mantan penganut ilmu ipa ini. kalau energi itu tidak hilang tapi berubah bentuk saja. kalau kalian belum nonton, aku sarankan nggak usah nonton karena gak ada habisnya, sekarang sudah season enam dan belum ada tanda-tanda happily ever after ending yang beneran karena berbagai bentuk penjahat selalu saj bermunculan satu per satu terus dan terus seperti itu. setelah bulan puasa berakhir nanti, kita akan dikirimkan ke berbagai pelosok daerah di maluku utara untuk kknan, lokasi daerahnya belum keluar tapi lumayan bikin berharap dan bercemas.

sekarang aku lagi di salah satu warnet untuk internetan (yah iyalah ngenet masa nge nge yang lain) jadi nih ceritanya aku baru tahu kalau ada drama baru yang ada Kim So-Hyun dan akhirnya dia jadi semacam wanita bangsawan di jaman kerajaan gituh dan kayaknya punya potensi jadi ratu kalau nanti menikah bareng pangeran mahkota tapi belum tahu juga sih karena masih nonton empat episode dan sekarang aku sedang berusaha ngedonlot lanjutannya lagi yang lima sampe sekian. drama ini agak aneh sih karena durasinya yang sekitar setengah jam saja, beda kayak drama biasanya yang sejaman, dan yah agak kurang puas sih nonton bentar terus tiba-tiba selesai gituh. karena proses donlotnya lama dikarenakan kekuatan jaringan internet yang yah begitulah, aku akhirnya memutuskan untuk menulis tulisan ini sekedar menghilangkan bad mood dan bosan nunggu.

yang sebenarnya aku mau tuliskan di postingan kali ini adalah tentang novel Thirteen Reasons Why by Jay Asher yang sedang aku usahakan akan menjadi proposal dan sekeripsi aku nantinya. tugas akhir mata kuliah literary research method yang lumayan bikin  setres adalah ngenyusun bab satu yang rencananya bisa jadi atau bisa gak jadi akan dilanjutkan di semester tujuh nanti untuk akan beneran jadi proposal. gimana kalau enggak bisa? yah nggak tahu, tapi semoga aja bisa lah yah.

ceritanya aku dapet novel ini juga agak random sih sebenernya. berawal dari melihat postingan quote bernada sedih gitu di instagram yang kemudian mengantarkan aku menelusuri dan akhirnya menemukan kalau kata-kata itu berasal dari salah tv series yang lagi happening banget tapi juga kontroversial tapi juga ternyata diadaptasi dari novel yang terbit sepuluh tahun lalu a.k.a 2007.

Thirteen Reasons Why is a novel with the story about a girl named Hannah Baker as student in high school who frequently experiencing bullying ever since she moved in as freshman student. After several bullying she went through during high school leads her into becoming someone different and completely changed then finally committed suicide and left thirteen tapes contained with her own voice telling stories about thirteen reasons she committed suicides, getting passed to twelve persons. The novel actually starts with the appearance of Clay Johnson as the ninth person who gets the tape that keeps passed in order. Clay, somehow, different with the rest of the other twelve, not part of the reasons of Hannah’s suicides but he gets the tapes anyway because Hannah wanted to make sure that Clay does not feel guilty and also telling Hannah’s true feelings toward Clay that he has special place in her heart. (kopian dari background tugas mps nih haha dasar pemalas) 

yang bikin beda adalah tv series ini begitu menyeramkan bukan karena bergenre horor akan tetapi karena mengangkat isu yang begitu sensitif. mendapat banyak banget kritikan oleh para pakar tentang bahayanya yang mungkin bisa justru membuat anak muda terinspirasi untuk ikut untuk commit suicide dan yah temanya tentang bunuh diri. tapi bukan hanya bunuh diri saja, tentang bullying juga. penulis novelnya bahkan sudah melakukan kampanye bullying sampai keliling ke 50 negara bagian yang ada di amerika yang artinya dia sudah keliling amerika menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. betapa kekuatan rangkaian kata dapat berakhir pada suatu aksi positif yang nyata.

aku takutnya pesan yang telah coba disampaikan oleh author jadi rusak karena adaptasi novel menjadi tv series yang bagus sih iya tapi serem dan dapat banyak cekaman juga iyah karena terlalu nyata merepresentasikan isu sensitif ini. aku sudah nonton versi tv series dan baca versi novel yang ternayata tv series lebih seram dari novelnya. bagus karena dengan begini orang-orang bisa menyadari betapa menakutknnya fenomena bullying yang bisa membuat orang bunuh diri. jeleknya adalah kalau mereka malah ikutan bunuh diri setelah menonton. katanya sudah ada berita yang mengabarkan mengenai hal ini dan sungguh sangat disayangkan sih sebenernya.

kenapa aku gak milih objek penelitian future bachelor thesis aku yang novel classic aja? pengen sih sebenernya. pengen banget malah. tapi entah kenapa aku prefer ke yang poplit atau popular literature yang adalah novel yang lahir di jaman kekinian dengan isu-isu kekinian. aku dulu bahkan sempat berpikir ingin memilih the fault in our stars untuk jadi objek penelitian. mungkin juga karena aku belum terlalu membaaca banyak novel classic yang sebenernya aku pengen baca tapi males. apa kabar satu folder ebook-ebook novel classic itu? yah, kabarnya baik. seperti itu saja. aku bakalan baca mereka nanti (semoga) kalau mood lagi enak atau (mungkin) bisa pake cara ngechallange atau cara apapun atau entahlah. oiyah setelah beberapa waktu menghapus akun fesbuk dan instageram, aku akhirnya mulai terbiasa dan tidak ingin lagi ngebuka, kayaknya bakalan berhasil untuk waktu yang agak lama nih. asalkan aku gak ngelogin lagi maka akun aku tetap hilang dari pencarian.

iyah kayaknya bookblog kali ini gak terlalu berhasil dan lebih kayak ngecurhat secara terselubung diblik judul ngereview buku deh. dan sebenarnya aku masih penasaran dengan satu orang yang selalu melihat postingan aku di blog. atau mungkin saja itu bukan satu orang tapi hanya banyak orang yang secara random ngelihat blog aku dan aku kiranya itu adalah satu orang yang sama. oiyah ramadan kali ini agak beda karena kurang ada bukber. baru sekali bukber, bukber eldsa kemaren. aku sekarang secara harfiah lagi dengerin lagu-lagunya band reality club, bandnya fathia izati. enak banget. dan aku heran banget band dengan warna musik yang enak kayak gini gak terlalu ngebooming dan justru musik sampah yang kalau konser sukanya cuma make rekaman sambil menggerakan bibir yang sering muncul di televisi. gak semuanya jelek, permusikan indonesia sekarang sudah agak mendingan tapi musik-musik alay itu tetap masih saja ada dan susah dibasmi. semoga reality club cepet terkenal.

Comments