Teks pidato waktu ikut lomba pidato bahasa Indonesia kemaren


Assalamualaikum dan Selamat pagi/siang

Yth para dewan juri dan teman-teman peserta lomba sekalian

Alhamdulillah mari kita panjatkan bersama atas curahan nikamt dari Allah tuhan yang maha esa. Karena atas berkat  dan rahmatnya kita masih diberikan kesemptan bernafas dan hari ini bisa berkumpul di tempat ini utuk mengikti lomba menulis dan berpidato yang diselenggarakan Kantor Bahasa Maluku Utara. Tidak lupa juga salam serta doa kita hanjungkan pada nabi besar kekasih Allah rahmat semesta alam Nabi Muhammad SAW. beserta sahabat dan kerabat Nya.

Pada kesempatan kali ini saya akan berpidato dengan judul Pentingnya Berbahasa Indonesia.

Apa itu bahasa. Bahasa adalah alat yang digunakan untuk bisa saling berkomunikasi antara yang satu manusia dengan  dengan manusia yang lain. Dari mana asal mulanya bahasa. Banyak sekali penelitian yuang dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi kebanyakan dari penelitian itu hanya bersifat spekulatif. Namun kita tahu jelas dari mana asal bahasa Indonesia.

Bahasa memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan kebudayaan. Bahasa lahir dari budaya dan demikian juga sebaliknya. Bahasa sangat berperan dalam perkembangan kebudayaan, contohnya dengan bahasa ada aksara dan akan ada peninggalan kebudayaan dari kebudayaan masa lalu.

Dengan bahasa kita bisa menjembatani masa lalu dan masa sekarang dan masa depan. kita menggunakan bahasa dalam kehidupan setiap hari. Kita tidak pernah bisa tidak menggunakan bahasa karena kita pasti berbicara dan kita bicara menggunakan bahasa.

Ilmu pengetahuan yang ada disetiap buku menggunakan bahasa untuk menjelaskan ilmu pengetahuan yang dimaksud. Bahasa adalah bagian terpenting dari peradaban manusia. Bayangkan saja kalau tidak ada bahasa.

Sayangnya dalam setiap jenjang pendidkan baik itu SD dan SMP dan SMA bahkan Universias kita seakan menomor sekiankan pelajaran bahasa Indonesia. menganggapnya membosankan dan tidak gaul dan alasan yang lannya.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 ktober 1928. Tanggal apakah itu. Ya, sebuah hari spesial di bulan oktober yang sering kita sebut sebagai hari sumpah pemuda. Masih ingatkah kalian dengan tiga butir bunyi sumpah pemuda itu.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pejuangan para leluhur kita jaman dulu dalam melahirkan bahasa Indonesia itu sungguh tidak mudah. Menurut asal usulnya, Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu kepulauan riau. Bahasa melayu kepulauan riau dipilih karena dianggap sebagai bahasa yang paling sederhana oleh para pakar bahasa pada waktu itu.

Bahasa melayu di jaman penjajahan belanda pada tahun  hanya dijadikan bahasa kedua dan penggunaannya dilarang disetiap acara dan kesempatan. Barulah kemudian muncul gerakan seperti lembaga balai pustaka yang membantu berkembangnya bahasa melayu ini untuk kemudian diketahui oleh khalayak luas dalam bentuk menerbitkan buku-buku sastra. Kemudian barulah di jaman penjajahan jepang secara perlahan bahasa melayu bisa digunakan dengan tidak terlalu ditekan.

Bahasa Indonesia ada didalamnya. Pada hari itu Bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia lahir. Hari dimana kita akhirnya bersatu menjadi satu bangsa yang disebut bangsa Indonesia. mulai saat itu perjuangan merebut kemerdekaan dan melawan penjajah bersifat kolektif dan tidak terkotak-kotak.

Sumpah pemuda dilakukan dengan mengumpulkan para pemuda dari seluruh Indonesia sebagai perwakilan per daerah. Mereka disebut jong. Para jong sumatera sampai jong Maluku semuanya bertemu pada satu tempat yang telah ditentukan dan kemudian membicarakan permasalahan bangsa dan melahirkan sumpah pemuda.

Bahasa Indonesia lahir sebagai pemersatu bangsa yang besar dan memiliki masing-masing budaya dan bahasa sendiri di setiap daerahnya. Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas diri serta kebanggaan. Seperti slogan negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, Bahasa Indonesia seakan menjadi bukti nyata dari slogan yang bukan hanya slogan itu.

Dengan bahasa Indonesia kita bisa berbicara dan berteman dengan teman-teman seluruh Indonesia yang berasal dari berbagai suku yang berbeda. Contohnya nyatanaya dunia kampus, dan karena kebetulan saya sedang kuliah di salah satu pergurun tinggi di ternate yang mahasiswanya bukan cuma dari ternate saya bisa berkomunikasi dengan mudah dengan teman-teman lain dari berbagai penjuru Halmahera.

Tahun lalu ternate dianugerahi oleh menteri pendidikan dan kebudayaan sebagai provinsi nomor satu yang penggunaan bahasa indonesianya paling bobrok. Kemudian iklan tentang peningkatan kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar mulai marak di media massa radio.

Marilah kita semua sama-sama berbahasa Indonesia. Memang akan terasa sedikit risih karena dalam keseharian kita lebih memilih bmenggunakan bahasa pasar atau melayu ternate seperti ngana kita dan bukan aku kamu. Tapi kita harus mulai meningkatkan rasa kesadaran berbahasa nasional. Mudah-mudahan tahun ini kita tidak mempertahankan peringkat satu kebobrokan itu.

Berbahasa yang baik dan benar juga diperlukan agar bisa dimengerti oleh orang lain. Jika kita memiliki suatu ide atau apapun itu dan hanya tahu berbicara bahasa daerah saja maka sebagus apapun ide itu tidak akan bisa didengar oleh khalayak luas setingkat nasional.

Seperti yang sudah kita saksikan bersama beberapa hari atau minggu ini di berbagai media tertulis seperti Koran atau televisi, terjadi peristiwa-peristiwa politik penting yang begitu menarik perhatian. Karena ini tentang kemaslahatan kita semua sebagai suatu Negara. Dengan bahasa Indonesia kita bisa menyampaikan aspirasi serta mengkritisi kerja parlemen tentang Undang-undang pilkada yang kontroversial memutilasi kemerdekaan berdemokrasi. Apa yang harus kita lakukan, kita harus bersuara.

Berbicara tentang perkembangan dan tuntutan jaman kita tidak hanya bisa berbahasa Indonesia tapi juga bahasa asing seperti bahasa inggris. Jadi jika ada yang meyakini hal semacam anti bahasa asing atas nama nasionalis sungguh bukan jamannya lagi.

Tahun depan kita akan memasuki komunitas asean. Yang artinya jangan heran dan kaget lagi jika akan ada orang Malaysia atau mungkin Thailan atau yang lainnya bekerja di Indonesia atau mungkin ternate. Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan ini. Kita harus juga bisa bersaing dan tidak boleh kalah. Inilah tantangan masa depan yang tinggal beberapa bulan lagi.

Marilah kita belajar berbahasa yang baik dan benar. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia dan tidak lupa dengan bahasa daerah dan dan tidak anti bahasa inggris.

Comments