the abundance of kathrines

halooooo. aku baru saja selesai membaca novel john green yang lainnya lagi. yah versi bahasa indonesia lagi. iyah aku akan berusaha lebih keras mengumpulkan semangat untuk membaca satu folder novel-novel ebook english version yang tak pernah dibaca itu. tapi apakah salah membaca novel terjemahan bahasa indonesia? iya sih nggak tapi kan setidaknya bisa belajar banyak lagi kalu yang eng version. oke ayo lupakan basa basi busuk ini dan mulai membahas novel yang baru selesai aku baca.

jadi kalau kita membaca penjelasan atau ringkasan atau iklan atau spoiler atau apapun kalian menyebutnya novel ini tentang apa di bagian belakang buku ini mungkin kita akan berpikir novel ini cukup aneh karena kita bisa melihat dengan jelas kalau ada lebih dari satu dan lebih dari tiga atau lebih lagi kata yang diketik berulang yaitu kathrine. dan kejanggalannya tidak berhenti sampai disitu, kata katherine yang merujuk dengan jelas pada nama orang ini memikiki akhiran aneh berlambang angka yunani seperti I, II, IV, IX, XVII dan sebagainya yang ternyata setelah aku baca baru aku tahu semuanya ada 19. yah ada 19 katherine.

kata-kata pertama novel ini tajam langsung bikin bingung karena berlokasi di kamarnya Colin (tokoh utama novel ini) yang menarasikan tentang colin yang begitu putus asa atau setidaknya patah hati karena karena yah baru saja putus dengan kekasihnya yang adalah katherine XIX. seperti yang sudah katakan sebelumnya, maksudku, tuliskan sebelumnya, di postingan sebelumnya tentang john green yang selalu tidak lupa memasukan things he's good at in his every novel seperti kemaren tentang sejarah dan agama di novel looking for alaska, kali ini john menonjolkan satu agama yaitu islam yang disimbolkan melalui karakter bernama Hasan yang adalah sahabat dan satu-satunya teman yang dimiliki colin.

setiap tingkah laku Hasan benar-benar mencerminkan seorang muslim walaupun tidak terlalu suci dan hal itu tidak masalah, yang membuat kita salut dan respect terhadap pengerltahuannya tentang islam, well, kalau tidak salah, menurut wikipedia, john memang belajar world religion di kampus so no wonder why he knows a lot and correctly about pretty much everything.

tapi yang bikin aku kurang nyaman adalah disini ada matematika, yah, kamu gak salah baca kok, m-a-t-e-m-a-t-i-k-a di dalam novel ini. jadi semacam persamaan matematika gitu, si colin berusaha merumuskan sembilan belas pengalaman dicampakannya. aku gak suka karena memang aku gak ngerti, aku gak pernah tahu kalo john suka matematika sampai aku baca beberapa halaman terakhir yang disana john menuliskan daftar terima kasihnya, salah satunya diberikan kepada temannya yang seorang ahli matemika yang mewujudkan berbagai persamaam matematika itu. cukup deh ngomong matematika yang bikin pusing yang bahkan setiap kali mengetikan kata matematika membuat aku mual.

ternyata ini tentang film petualangan. ceritanya tidak terjadi di lingkungan tempat tinggal colin melainkan di tempat lain setelah colin dan hasan berpergian tak tentu arah (untuk menghibur colin yang stres berat setelah putus) dan berhenti di suatu tempat. bahkan ending cerita terjadi disini di tempat lain ini, tidak seperti perkiraan tentang mereka akan kembali pulang.

persamaan matematika yang panjang dan rumit tentang pencampak dan tercampak yang dibuat colin itu ternyata menpunyai satu kesimpulan dan membuatnya mengalami momen eurika yaitu masa depam tidak bisa diramalkan.

aku tentang fakta penyebab perang dunia pertama di novel ini. yah walaupun aku tidak terlalu hafal atau mengerti, tapi intinya kematian seseorang mengakibatkan kematian jutaan orang lainnya. wow you may say I wastn serious but hey thats the truth. piala dunia, maksudku, perang dunia, merupakan bab yang menyenangkan untuk dibaca di buku-buku cetak pelajaran sekolah waktu masih sekolah dulu, yah aku sekarang juga masih walaupun namanya bukan sekolah tapi kuliah tapi tetap saja sama, maksudku waktu masih smp atau sma.

dan sepertinya cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi john atau setidaknya john juga pernah punya pengalaman dicampakan dalam jumlah besar menurut catatan-catatan di akhir buku. entahlah.
oh how I really wanted to be the author, sure, every literature student wants to write books and get them printed, published. and yes I still have so much things to learn, like my underrated vocabularies and I dont know what to write and I dont know how to write them down and what I'm doing now is reading novel as much as I can so that I can make one myself someday. but I'm not really reading so much novel actually. I watch so much movies but the novel I've read is so little number.

Comments