tulisan beberapa minggu yang lalu

Okay, jadi, tulisan ini agak sensitif dan aku tidak merekomendasikan kalian membacanya tapi jika kalian tidak sengaja membacanya yah sudahlah. Aku baru saja selesai mencabut rambut putih mama, secara harfiah, tapi tidak terlalu berhasil sih apa karena aku yang memiliki mata mines atau karena kurang teliti atau cahaya matahari yang membuat seolah membuat rambut hitam atau putih terlihat sama saja. Tapi bukan itu intinya.

Intinya adalah aku tahu mama memiliki banyak masalah dan aku ingin mengajak atau setidaknya mendengar masalah mama tapi aku menggunakan metode melakukan sesuatu secara tidak langsung tapi sebenarnya langsung. Apakah kalian pernah merasakan rasanya menjadi anak yang sudah tidak memiliki ayah atau disebut yatim ? Apakah kalian pernah membayangkan rasanya menjadi seorang janda karena ditinggal meninggal suami ?

Inilah hal yang sedang terjadi padaku. Kira-kira kalian akan merasa selalu was-was jikalau ibu kalian akan berniat menikah lagi dan apakah ibu kalian sedang dekat dengan teman laki-laki.
Mama selalu berkata kalimat-kalimat pengandaian setiap mengomeli kami, seperti kalau kalian bikin mama jengkel terus mama akan menikah lagi biar kalian tahu rasanya punya seorang papa tiri atau semacamnya. Aku tidak pernah berfikir mama benar-benar bermaksud mengatakan itu tapi aku juga tidak sepenuhnya tidak peduli.

Memang selama ini aku memainkan peran seolah aku tidak terlalu memikirkannya dengan wajah aku yang datar dan tetap santai dan tak pernah menganggap serius perkataan atau omelan mama, dan yang paling terlihat emosional justru adik aku, tapi sebenarnya aku juga.

Aku orangnya tidak terlalu frontal dan bisa langsung berkata jangan menikah lagi dan sebagainya tapi yang aku lakukan adalah aku menceritakan kalau aku punya salah seorang teman yang ditinggal sendiri di rumah oleh ibunya karena ibunya menikah lagi. Dan hal ini adalah sesuatu yang nyata dan aku tidak mengada-ngada sama sekali.

Mama pernah mengatakan kalau kalian harus mempercayai mama kalau mama tidak ada niatan sama sekali untuk menikah. Dan yang mama lakukan hanyalah berteman dan secara kebetulan mama memiliki tidak sedikit teman laki-laki dikarenakan lingkungan kerja yang mayoritas laki-laki karena mama bekerja di kantor polisi-militer, yang masih membuat aku bingung sampai sekarang tapi sepertinya ini semacam campuran polisi dan militer dan semacam mempunyai kekuatan militer tapi bertugas layaknya polisi dan baju mereka hijau loreng gitu kaya tentara kayaknya.

Aku hanya tetap berusaha untuk terus percaya bahwa mama hanya butuh teman ngobrol dan tegakah aku membatasi cangkupan pertemanan mama? Dan jika dan hanya jika memang hal terburuk yang terjadi apakah aku rela membiarkan hal itu terjadi? Entahlah, kalau aku secara pribadi, walaupun seterbuka apapun pikiran aku karena aku seorang debater sehingga pola pikir sudah terbiasa bercabang dua, aku tetap tidak setuju. Karena ini jelas ini masalah hati.

Yang ingin aku lakukan adalah memohon kepada Tuhan untuk memberikan jalan semoga aku cepat bisa mendapatkan pekerjaan supaya setidaknya bisa menbantu beban yang dipikul mama. Aku harus cepat lulus kuliah dan aku harus cepat dapat pekerjaan. Yah, aku berharap bisa mendapat pekerjaan sebelum lulus kuliah tanpa mengganggu kuliah.

Ada masalah yang lain juga, seperti kakak tertua yang seharusnya sudah lulus kuliah tapi belum juga lulus kuliah. Aku tak pernah menyangka hal ini akan begitu menyakiti hati seorang ibu dan takkan pernah bisa membayangkannya. kalian bisa menebak obrolan ibu-ibu, seperti eh anaknya sudah lulus belum-eh sudah kerja dimana-dan sebagainya.  Aku tidak akan pernah bisa membayangkannya, seberapa keras pun aku mencoba.

Comments