krs yang melelahkan

Akhirnya penderitaan mencari tanda tangan selama seminggu berakhir juga. Senang dan terharu rasanya. Hari ini hari selasa.
Heran memang kenapa krs di unkhair masih pake sistem tradisional seperti kertas bertuliskan daftar mata kuliah yang diambil dan tanda tangan kepala prodi dan penasehat akademik.
Which is melelahkan sekali mencari tanda tangan dosen yang tidak selalu di tempat dan tidak tahu kemana, berhari-hari mondar dan mandir dan menatap pintu ruangan jurusan yang biasanya jadi singgasana sang kaprodi.
Karena terlalu senang aku jadi tidak bisa berkata. Alasan.
Oiyah hari kedua di kelas tidak terlalu buruk. Sebenarnya sudah dimulai sejak menit-menit terakhir sebelum pulang kemaren di mata kuliah structure, karena pak sutisno memberi tugas dan itu tugas kelompok dan saat itu juga semuanya menjadi ribut bicara kesana-kesini termasuk aku.
Sejauh ini aku sudah kenal beberapa orang tapi aku takut dengan kondisi aku yang not good in names yang membuat aku tidak pintar menghafal nama orang, tapi aku tahu aku pasti bisa walau butuh waktu untuk itu.
Aku sudah kenal parjo dari dulu waktu registrasi lembaran pembayaran terus juga fit waktu beberapa saat setelahnya dan waktu ambil krs dan ngurus ktm ketemu niko terus waktu hari senin kenalan sama dika dan amat di depan kelas terus kenal fitrah waktu hari senin juga waktu semuanya diharuskan memperkenalkan diri waktu kelasnya pak sutisno mungkin karena dia memang terlihat lebih menonjol dan aura yang baik dan cantik dan cantik dan Yah hari senin kemaren kita semua memperkenalkan diri seperti nama lengkap dan panggilan dan asal dan dulu sekolah sma apa. Tapi itu aku tidak terlalu menghafal nama mereka
Kadang aku berfikir seberapa tinggi level introvert yang aku miliki atau seberapa egois aku ini sampai terlalu memikirkan diri sendiri saja dan begitu susah menghafal nama orang.
Hari selasa ini aku mengenal mutia dan nia karena waktu aku sampai di depan gerbang fakultas dipanggil fit yang lagi makan dengan mereka lalu ngobrol sedikit dan menukar nomor hp dan dan berjalan masuk ke fakultas bersama.
Hari ini aku naik mobil angkutan umum dari rumah ke kampus untuk kedua kalinya karena kemaren yang pertama. Kalau kemaren langsung naik di depan jalan besar bastiong setelah berjalan menuruni jalan berbukit hari ini aku juga naik disitu tapi singgah ke terminal karena katanya harus ke terminal dulu baru bisa le gambesi katanya.
Ternyata hal itu salah. Ketika sampai di terminal bastiong aku tidak melihat angkot yang kursinya berhadapan karena pengamatan aku kursi angkot yang beredar di bagian utara dan selatan berbeda dan hal itu sepertinya memang benar karena selama pengalaman beberapa pulang pakai angkot dari kampus tempat duduknya memang selalu berhadapan. Aku memang sudah pernah pulang pake angkot tapi baru kemaren pergi pakai angkot karena sebelumnya dua kali diantar kak giat yang tidak sengaja datang ke rumah.
Lanjut tentang aku yang sedang ada di terminal bastiong. Setelah sekali bertanya angkot kalau mau ke atas atau ke bawah dan jawabannya ke atas, pak supir angkot yang kedua juga mengatakan jawaban yang sama dan kalimat yang lain juga kalau katanya sebenarnya tidak ada angkot yang di terminal bastiong yang pergi ke selatan atau bawah.
Aku pun berjalan sedikit dari terminal ke jalanan besar untuk menunggu angkot yang ke bawah, lumayan lama dan hampir menyerah dan mau naik ojek saja tapi ternyata angkot yang ditunggu datang juga.
Rasanya tidak enak sekali naik angkutan umum. Apalagi yang dengan model tempat duduk berhadapan, bikin pusing dan mual, ditambah lagi tidak bisa berhenti di dekat rumah dan harus berjalan sedikit lumayan melelahkan ditambah jenis permukaan jalan yang berbukit.
Rasanya seperti kembali ke jaman sma kelas satu dimana aku pergi dan pulang sekolah pakai angkot. Lalu kemudian kelas dua dan tiga baru pakai motor berwarna putih yang aku panggil whitney. Aku hanya bisa berharap dan berdoa kalau greeno akan cepat datang, sebutan aku untuk motor berwarna hijau yang aku menyusul aku pergi ke tanah rantau sana tapi kembali juga sampai sekarang.
Aku yang kemaren sudah khawatir karena mama bilang tidak ingin membawa kembali pulang greeno akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Sekarang tinggal menunggu waktu karena mama sudah setuju untuk ingin memanggil greeno pulang. Selama itu aku harus sedikit pusing dan mual dengan angkot bertempat duduk berhadapan dan musik yang keras sekali. Setidaknya aku bisa mengamati penumpang lain yang ada bersama di dalam angkot.

Comments