mengambil krs

Lagi. Menunggu ibu ju. Lumayan gugup, tapi aku sudah memikirkan sesuatu sebagai jawaban kalau ada pertanyaan.
Aku mendadak memikirkan hal ini saat berada di jalan. Kalau ditanya kenapa tidak ikut ospek aku tidak akan langsung menjawab tidak mau. Aku akan bilang takut saja, eh ternyata tidak ditanya.
Dan ibu ju tampak sedikit kecewa dan kesal atau itu hanya perasaan aku saja.
Aku pergi menjemput teman aku di terminal karena lumayan creepy sendirian dan tidak kenal siapapun dan banyak yang botak yang artinya mereka ikut ospek dan aku tidak.
Bulak balik gambesi pasar atas totalnya sekitar satu jam. Karena teman aku ini tinggal di bagian utara dan kampus ada di bagian selatan jadi dia harus naik mobil angkutan umum di terminal, katanya kalau begitu harganya bisa jadi lebih murah. Aku yang tidak mengetahui hal semacam itu hanya bisa setuju saja.
Yah yang aku sebut teman ini maksudnya parjo lagi, teman baru aku, dan karena kebetulan aku belum punya teman yang lain dan aku tidak mau sendirian dan satu teman masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.
Jadi begitulah, akhir-akhir ini aku bolak dan balik mengurus berkas tetek bengek segala macem sama dia sejak baru kenalan beberapa waktu yang lalu.
Hari itu juga aku ketemu dengan teman aku yang sudah di jurusan sastra inggris sejak tahun laku yang artinya dia sudah anak tahun kedua dan semester tiga dan kakak tingkat, namanya tia.
Well aku tidak terlalu kenal tapi juga tidak terlalu asing karena sudah lumayan percakapan yang aku lakukan dengan tia di internet.
Not so close but not so stranger also. Tia mengajukan pertanyaan tentang kenapa balik lagi padahal kan banyak yang kuliah di luar eh kok kamu malah balik.
Aku menjawab sekenanya, I though I was strong enough to survive but I was not, homesick, yes dan yah begitulah.
Kata tia, ada juga beberapa temannya yang juga pulang. Maksudnya memiliki kasus sama seperti aku yang menyerah kuliah di luar kota karena tidak mampu bertahan merantau, kayaknya.
Oh betapa senangnya hati saat mendengar hal itu, to find out that I'm not the only one. aku berusaha menanggapi dengan biasa saja tapi entahlah apa aku tampak biasa atau terlalu bahagia.
Ada satu hal yang lucu tentang ibu ju atau ibu nu, dan dari mulut teman aku ini aku akhirnya mendapat kejelasan kalau ibu nu itu kaprodi dan ibu ju itu yang menggantikan tempat beliau kalau ibu nu sedang tidak di tempat. Tapi tetap saja aku masih saja bingung. Huh.
Ketemu satu orang yang lain yang tidak ikut ospek juga, dan karena dia aku dan parjo jadi tahu kalau hari ini waktunys pengurusan ktn untuk anak fakultas hukum dan sastra budays.
Ngurus ktm jadi cepat karena teman aku ternyata punya keluarga di rektorat. Astagah aku ikut praktek nepotisme, maafkan aku tuhan. Aku janji sekali ini saja, dan awal ceritsnya aku benar tidak tahu sama sekali.
Karena katanya pengurusan dilakukan di lantai dua padahal lantai satu. Anehnya ada seorang bapak yang langsung ke arah parjo dan menanyainya tentang ktm yang mau kami urus. Beliau mengambi kertas selembar dan file foto dalam kaset yang dibutuhkan untuk membuat ktm. Aku bingung dan hanya ikut saja menyerahkan berkas yang dibutuhkan itu.
Baru kemudian parjo cerita kalau itu tadi salah satu sanak keluarganya. Saat kami datang ke lantai satu, wau ada banyak sekali orang yang sedang mengurus ktm.
Ketemu lagi dengan maba saatra inggris juga yang tidak ikut ospek, namanya niko dan an satu lagi anak sejarah yang ikut ospek, namanya haduh lupa namanya siapa. Information seeker beraksi.
Aku berusaha mendapat banyak info yang aku lewatkan dengan menjadi pendengar yang baik dan dia juga sepertinya tipe orang yang happy dengan ospek dan disiksa itu dan juga suka cerita.
Ternyata setelah ospek dua hari itu mereka langsung mengikuti semacam malam keakraban yang dilakukan di tempat terbuka dan pakai kemah.
Dia ini juga ternyata sangat senang dengan ospek kemaren dan dengan senang hati memperlihatkan bekas luka yang dia dapatkan.
Katanya kalau kalian tidak ikut kegiatan ospek kemaren kalian tidak akan terlalu disayang para senior, semacam tidak care dan sebagainya.
Aku yang sebenarnya sudah tahu akan hal ini hanya tetap berpura kaget dan antusias terhadap fakta yang diceritakan.
Setelah selesai dapat ktm dan almamater dengan lebih cepat karena praktek nepotisme aku mengantar parjo ke rumahnya. Setidaknya ini yang bisa aku lakukan untuk berterima kasih.
Ternyata halaman belakang rumahnya adalah pantai. Meeen keren gila. Asek. Ada semacam tempat duduk buat ngaso sambil liat laut. Yeh aku ketahuan kampungan hahaha.
Lumayan istirahat sejenak setelah berkendara lumayan lama dan leher lumayan sakit karena helm yang tidak terlalu nyaman.
Ternyata hari dan bulan dan tahun lahir aku dan parjo sama. Ini adalah fakta baru yang mengagetkan. Fakta ini terungkap saat ditanya ibu ju atau ibu nu tentang tempat tanggal lahir dan agama sebagai syarat mengambil krs.
Jadi masih ada satu lagi urusan yang belum selesai, mengisi krs lalu dikumpulkan di fakultas dan dipegang sendiri satu lembar dan satu lembar lagi untuk P.A singkatan dari penasehat akademik.
Semacam dosen pembimbing. Jadi tugas selanjutnya adalah mencari penasehat akademik masing-masing.
Kenapa krs di unkhair bukan online. Waktu di umy online dan aku kira semua universitas pakai sistem online. Ternyata di unkhair belum online jadi lumayan ribet, huh tak apalah, semangat.
Oh god aku harap ini akan berjalan lancar dan cepat ditemukan dan cepat belajar. Menurut kabar tidak pasti katanya minggu depan sudah mulai kuliah aktif tapi benar atau tidaknya.
Sooner is better.
Wish all the best saja. Amen

Comments