kanan kiri
"Dit, malam ini kita jadi ikut nonton ceramah gak?" Seru Dimas.
"Maksud kamu menghadiri kajian, Dim?" Balas Adit seolah memperbaiki redaksi pertanyaan Dimas yang ngajak ikut kajian kayak ngajak nonton konser.
"Iya, itu maksud aku." Jawab Dimas santai tidak merasa sedang dikritik.
"Ketemu langsung di Masjid atau mau pergi barengan, nih?" Adit menawarkan.
"Langsung aja deh" timpal Dimas seraya menutup aplikasi chat whatsapp.
Dimas kembali sibuk menyelesaikan laporan bulanan bareng teman kerjanya di salah satu tempat makan langganan karena bukan hanya sekali saja tempat tersebut terpilih untuk rapat.
"Eh, kalian gapapa nih sampe hampir malam di sini? Ini kan malam minggu" tanya Tommy sambil sedikit pura-pura batuk dan melempar senyum tipis.
"Waduh tidak menghargai hak asasi para jomlo nih" sontak Putri yang terlihat sedikit ngegas dan memonyongkan bibir sambil menyeruput minuman di depannya.
"Hehehe, iya maap, kan aku cuman nanya, aku ada rencana jalan sama istri dan anak-anak soalnya" Jelas Tommy sambil sesekali mengecek smartphone membalas chat istrinya dari tadi.
"Bikin ngiri terus nih keluarga bahagia si Tommy. Eh, si Mawar juga sebentar lagi coming soon kan jadi istri?" Dimas mendadak menoleh pada Mawar yang sibuk memijit keyboard laptop dari tadi.
"Iyah, doain lancar yah" Jawab Mawar singkat kemudian lanjut mengetik.
Waktu menunjukkan hampir pukul 7 malam. Semuanya bersiap untuk segera meninggalkan restoran.
Dimas yang sadar bahwa dirinya setelah ini ingin pergi menonton ceramah tapi malah tidak menunaikan shalat magrib merasa begitu bersalah tapi tetap berniat untuk menuju ke masjid.
Dimas berpapasan denggan Adit di jalan tapi saat dipanggil, Adit tidak kunjung menyahut, mungkin karena kemampuan berkendara roda dua Adit lebih lincah ketimbang Dimas.
Dimas dan Adit akhirnya sampai ke tempat tujuan. Tentu saja Adit sampai lebih dulu kemudian Dimas.
"Aku panggil dari tadi di jalan tapi gak jawab-jawab. Serius amat bawa motornya, bro" Protes Dimas.
"Oh, gak kedengeran, maaf." Balas Adit singkat sambil ikut berjalan masuk ke pelataran masjid yang penuh pepohohan yang mirip pohon kurma tapi sepertinya bukan pohon kurma.
Sesampainya di dalam masjid, Dimas langsung duduk mengambil posisi paling nyaman sambil bersila kaki. Sedangkan Adit langsung menunaikan shalat sunnah tahiyatul masjid. Dimas hanya menoleh sebentar kemudian lanjut menatap ke depan karena proses ceramah sudah berlangsung sejak tadi.
Sebenarnya bukan hanya menoleh, Dimas juga sempat membatin perihal tingkah laku Adit yang akhir-akhir ini semakin ke kanan. Dimas tidak mau mengiyakan rasa iri yang dimiliki dan meyakinkan dirinya bahwa dirinya begitu beruntung memiliki teman yang begitu religius seperti Adit.
Adit memang sudah rajin beribadah sejak pertama kali Dimas mengenal dirinya beberapa tahun silam. Akan tetapi beberapa bulan terakhir ini, performa ibadah Adit semakin keren.
Dimas tidak berhenti berpikir tentang dirinya yang masih belum bisa sekeren Adit dalam istiqomah beribadah. Dimas mengakui dirinya masih sering kali berdosa dan bertobat tanpa henti.
Selama proses ceramah berlangsung, Dimas dan Adit tidak banyak bicara satu sama lain. Seakan mengerti bahwa saat itu bukan waktunya untuk ngobrol. Padahal kalau setiap kali bertemu, keduanya bisa berdebat berjam-jam tentang segala sesuatu yang penting sampai tidak penting.
Beberapa saat kemudian, mata Dimas menangkap gerakan yang mengundang rasa penasarannya.
Orang-orang saling menyodorkan kertas kecil. Otak Dimas pun dengan cepat berkesimpulan sambil tidak sadar sedikit berbisik."Q and A time, nih" sambil mengajak Adit yang duduk tepat di sebelahnya untuk ikut bertanya namun Adit menolak halus berkata "Gak, kamu aja" dan melanjutkan menyimak ceramah.
Dimas begitu ingin bertanya tapi juga ragu. Setelah menyelesaikan debat di dalam kepalanya tentang bertanya atau tidak, akhirnya Dimas memutuskan untuk bertanya. Dimas pun bergerak menjemput secarik kertas kecil dan meminjam pulpen untuk menulis pertanyaan yang ingin ia tanyakan.
- B E R S A M B U N G -
#30DWC #30DWCJilid16 #Day2
30 Days Writing Challenge
Comments
Post a Comment