perang netijen di kolom komentar
Beberapa
hari yang lalu, saat internet sedang mendadak menghilang di tempat aku tinggal,
terjadi sesuatu yang baru aku sadari sesaat setelah kembali ke internet. Idola aku
mendapatkan serangan netijen untuk kedua kalinya dari orang yang memiliki
jumlah followers yang tidak bisa
dibilang sedikit. Perang pun tak terhindarkan untuk terjadi di kolom komentar,
antara pengikut orang sebelah yang bisa jadi tidak pernah mengenal idola aku
sebelumnya akan tetapi mendadak menuju kolom komentar dan melempar hujatan demi
hujatan di luar nalar. Sebagian serangan dibalas langsung oleh pengikut idola
aku, yang lainnya lagi bahkan dibalas langsung oleh idola aku, aku hanya
membaca.
Semua
diawali oleh yang katanya influencer
dakwah yang bukannya sibuk menyebarkan kebaikan tapi malah melontarkan komentar
hujatan tentang apa-apa yang dia tidak setuju entah karena salah paham atau berbeda
pendapat sambil tidak lupa melampirkan video idola aku yang berdurasi sejam yang
dipotong menjadi hanya kurang lebih semenit yang bahkan gaya bicara yang santai
dibuat ngegas. Para pengikut setia miliknya sudah pasti langsung menelan
bulat-bulat serta tidak lupa akun yang senada ikut menyebarluaskan, para followers yang katanya sudah hijrah dan
merasa paling suci ini pun melakukan aksi hujatan mereka, sebagian yang tidak
puas meracuni kolom komentar pun langsung menuju direct message.
Hal
seperti ini yang sering membuat resah, kenapa sebagian orang saat meyakini
sesuatu yang menurutnya benar lantas menyalahkan yang lainnya salah begitu saja.
Tidak bisakah kita meyakini kebenaran yang kita yakini sambil menghargai apa
pun kebenaran versi orang lain? Sebegitu susahnya kah untuk saling menghargai?
Semua agama memang mengajarkan dan bertujuan untuk kebaikan. Aku sudah
mengikuti perjalanan idola aku ini sejak entah kapan aku lupa, dan selama ini
dia adalah muslimah yang baik yang selalu memberikan konten vidio positif saat
membahas berbagai isu yang penting.
Internet
memang tempat yang mengerikan karena semuanya merasa paling benar dan berhak
menghujat siapapun, seperti halnya istilah netijen maha benar yang sering sekali
kita dengar. Saking merasa dirinya benar lantas menceramahi orang lain sampai
berkata kasar yang tidak pantas padahal tidak jarang buta dengan apa yang
sebenarnya dia katakan dan hanya menuntut dirinya jadi yang paling benar. Tapi aku
tetap positif bahwa influencer yang bukan hanya aku idolakan tapi juga respect banget ini tetap kuat dengan berbagai serangan.
#30DWC #30DWCJilid16 #Day21
30 Days Writing Challenge
Comments
Post a Comment