setitik harapan
Salah
satu cucu dari wakil presiden pertama Indonesia. Yang tidak perlu disebutkan
namanya lagi lah yah, karena dia sudah terkenal duluan beberapa waktu yang lalu
dikarenakan suaranya yang lantang mengomentari salah satu kandidat wakil
presiden yang disebut mirip dengan kakeknya. Beberapa waktu ini kembali
bersuara terkait dengan sistem pendidikan Indonesia, setelah mendapati fakta
dari salah satu pamannya yang memiliki mahasiswa S ke-3 tapi masih susah
membedakan mana sumber referensi yang baik atau yang tidak bahkan bukan sama sekali. Katanya mahasiswa
tersebut asalnya dari salah satu universitas di Indonesia yang sebenarnya tidak
mau diumumkan nama perguruan tinggi tersebut tapi ternyata waktu melakukan siaran
langsung di media sosial instagram sempat terbongkar walaupun dengan berbisik
dan tangan menutupi mulut agar tidak kentara gitu.
Kemampuan
berpikir kritis memang begitu penting sebagai seseorang yang melakukan
petualangan di dunia ilmu pengetahuan sih. Tapi kalau ditinjau kembali menurut
pengalaman memang ada benernya kalau kita masih begitu kurang mempraktikan hal
yang satu ini. Bahwa jika jawaban benar adalah A, maka B atau C atau D dianggap
otomatis salah sama sekali. Sebenernya sih tidak harus seperti itu, semua
jawaban berhak mendapatkan pembelaan untuk menjadi benar, walaupun
ujung-ujungnya tidak bisa dibilang benar, setidaknya bisa menjadi pertimbangan.
Aku pernah denger sebuah ungkapan tapi aku lupa dari mana, ada yang pernah
bilang bahwa tidak ada yang namanya jawaban benar atau salah karena yang ada
hanyalah pendapat yang populer/pendapat kurang populer.
Memang
sistem masa lalu tidak bisa lagi untuk dihilangkan karena memang sudah
terlanjur terjadi tapi sebenarnya bisa diperbaiki untuk dilaksanakan di masa
depan nantinya, oleh anak-anak masa depan yang kritis dan mau bersuara, seperti
salah satu cucu dari wakil presiden pertama negeri ini. Setitik harapan itu masih
ada.
Karena
inti dari pendidikan memang bukan hanya tentang menelan apa yang sudah
disediakan di depan mata, melainkan berupa mempertanyakan apa yang sudah ada
lalu mendiskusikan kemungkinan jawaban lain yang bisa dijadikan pertimbangan. Sehingga
nantinya jika ada pertanyaan maka bukan hanya mereka yang tahu pasti jawaban
benar yang melulu angkat tangan untuk menjawab akan tetepi seisi kelas dapat
menyumbangkan berbagai kemungkinan jawaban yang bisa diperdebatkan. Tidak ada
jawaban yang salah, hanya ada jawaban yang kurang tepat, atau jawaban yang
merupakan pendapat yang kurang banyak orang dengar sebelumnya.
#30DWC #30DWCJilid16 #Day13
30 Days Writing Challenge
30 Days Writing Challenge
Comments
Post a Comment