entah apa yang merasuki ku

Aku biasanya bukan tipe yang gampang jatuh hati, dan pengalaman dua minggu kemarin itu agak aneh dan tidak biasa, tapi ya sudahlah, semuanya sudah terjadi. Jadi, ceritanya nih semuanya akhirnya jelas. Minggu pertama ngajak pergi nonton, minggu kedua ngajak olahraga bareng, minggu ketiga gagal karena akunya sibuk, minggu keempat gagal karena dianya sibuk. Pagi ini aku baru tahu kalau dia ternyata sudah ada yang punya. Untungnya, baru suka sedikit, kan gak terlalu berefek banget ehe.

Namun sudah tidak bersahabat dengan sahabat karena tidak bersahabatan lagi, jadi aku ceritanya ke teman kerja dan atasan kerja. Oiyah, dan kamu-kamu para pembaca blog gak masuk akal ini. Aku sekarang punya rencana besar dengan seorang anak kaum hawa yang jauh di sana, sudah kenalan tiga bulanan gitu, lihat nanti Tuhan bawa ke mana.

Dan sekarang masih berpikir tanpa satu kata pun yang dituliskan mengenai tantangan menulis pekan empat yaitu mereka adegankan ulang dongeng. Ada dongeng dari daerah aku yang mau aku angkat, tapi masih belum jelas mau aku bawa ke mana. Kelas daring Integrating Critical Thinking Skills into the Exploration of Culture in an EFL Setting pekan dua juga perlahan bebannya lebih berat dan lebih banyak tapi tetap seru. Pemberitahuan ujian tahap dua dari lpdp beberapa hari yang lalu tentang waktu ujian adalah minggu depan  tidak kalah bikin pikiran jadi kalang kabut.

Kelas hari kemarin agak berbeda Karen kami semua janjian untuk pakai batik untuk memperingati hari batik. Batik adalah produk budaya asli Indonesia yang selalu bikin bangga. Lebih dari sekedar pakaian saat pergi kondangan makan siang acara pernikahan teman. Walaupun gak setiap saat ke kondangan aku pakai batik, sih. Tapi, intinya adalah kami ikut merayakan identitas budaya Indonesia, dengan bahagia mengenakannya. Selamat hari batik untuk aku dan kamu dan kita.

Tentang kondisi perpolitikan Indonesia, aku mau sekali kasih komentar, tapi aku bukan ahlinya. Aku bahkan sekarang begitu goyah dengan pilihan politikku, masih terus belajar memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan perpolitikan negara ini. Aku memang sadar kalau politik itu tidak pernah pasti, selalu cair dan lentur dan bergejolak, sampai-sampai aku pernah sampai pada titik di mana aku yang dulunya begitu mengidolakan salah satu tokoh politik, sekarang jadi yang biasa saja.

Politik itu penting, karena keputusan politik akan berimbas pada kelangsungan hidup orang banyak. Karena peta dan kebijakan perpolitikan mau tidak mau pastilah berimbas pada semua manusia dalam cangkupan wilayah sistem politik itu ada. Iya dong, aku berbicara tentang perpolitikan Indonesia. beberapa waktu lalu ditelpon pihak kompas untuk disurvey tentang hasil kerja wakil rakyat periode kemarin, tadi malam ditelpon lagi, disurvey tentang tentara nasional Indonesia. Mungkin karena aku pernah jadi tim survey lapangan pilpres tahun ini, makanya sekarang di telpon terus gitu.