jangan putus asa meminta maaf-Nya




Berbuat salah kemudian meminta maaf adalah sesuatu yang sudah sewajarnya untuk dilakukan, namun bagaimana jadinya kalau perbuatan salah itu terjadi berulang kali, yang artinya proses meminta maaf tidak bisa hanya dilakukan sekali. Kalau aku yang mengalaminya, baik itu di posisi meminta maaf atau dimintai maaf, aku pasti sebal. Kebal karena yang meminta maaf tidak benar-benar berubah setelah meminta maaf, terus aku juga akan kesal kenapa aku terus-terus salah.
Itu baru tingkatan sesama mahluk manusia, terus apa jadinya dengan kontak kita dengan pencipta. Tuhan begitu sabar ketika ciptaannya datang meminta ampun, yang tidak bisa dihitung karena saking banyaknya kesalahan terus bersambung. Sampai tidak jarang manusia yang mendekat hanya setelah berbuat salah itu pun perlahan berjalan mundur, malu, tidak mampu kembali tersungkur. Bukan, bukan karena ia enggan bersujud, tapi dirinya terlampau beringsut dan merasa kusut.
Padahal Tuhan sudah jelas-jelas sekali berkata pada ciptaannya “Janganlah berputus asa dalam meminta ampunan-Nya. Karena sesungguhnya, Tuhan memafkan semua dosa (Az-Zumar, 53)”. Namun, tidak jarang ada cipataan-ciptaannya yang merasa begitu enggan dan sungkan dan tidak enakan untuk dapat berusaha kembali kemudian. Terlalu sering kita memanusiakan Tuhan yang sama sekali tidak mungkin bisa dibandingkan. Logika berpikir manusia terlalu dangkal dengan urusan menyamaratakan yang tidak pernah sama.
Tidak ada yang bersih dari dosa. Kata-kata itu mungkin sulit dipercaya karena orang-orang ahli ibadah terlihat bergitu rupawan nyaris tanpa cacat yang kemudian bisa ditemukan. Akan tetapi, sebaik-baik manusia, manusia tetap saja manusia, bukan malaikat yang kerjanya selalu taat. Bukan iblis yang begitu tekun selalu berbuat nista. Manusia adalah tempatnya salah tapi di saat yang bersamaan juga berpotensi untuk kembali baik. Tidak ada yang terlalu bersih atau terlalu kotor.
Keistimewaan yang hanya dimiliki manusia, pemberian yang entah mukjizat atau petaka. Manusia, dengan segala kekurangannya, bisa menjadi sebaik malaikat dan sekotor iblis. Dan terkadang, sebuas hewan liar yang tak berakal. Begitu banyaknya penjelmaan yang bisa dikehendaki oleh manusia, mahluk yang katanya rela menerima tugas sebagai pemimpin di dunia, ketika gunung dan langit menolak saat ditawarkan. Manusia seoptimis itu, senekat itu.
Memang, banyak manusia yan terkadang merasa yang paling benar, mengira dirinya sudah paling bersih karena kelihatannya seperti itu. Nyatanya, saat seorang manusia berpikir dirinya paling bersih, artinya dia sudah otomatis tidak bersih. Perasaan bersalah karena dikerjar kesalahan masa lalu memang tidak lantas bisa dibilang lebih baik daripada merasa bersih, namun tidak bijaksana juga untuk selalu merendahkan diri karena salah. Sejatinya, manusia adalah kumpulan salah yang terus meminta maaf dan ampunan Tuhan.

Comments

  1. Suka dengan kalimat terakhir.
    Makasih, Dwi, lagi2 tamparan buatku.

    ReplyDelete
  2. Lupa, di paragraf ke-2. Pencipta diawali dengan huruf kapital, Dwi 🙏

    ReplyDelete
  3. Keren ka tulisan nya, kayak dapat pencerahan aku😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. berasa jadi skinker ya bantu mencerahkan *eh

      Delete
    2. Jangan putus asa meminta maaf, saya nggak putus asa kak. Jadi, mohon maaf kalau selama ini ada salah dalam berkomen. Wkwkwk🙏

      Delete
    3. nguakak woy yaampun wekaweka

      Delete
  4. Kebal kemudian kesal...bener2 manusiawi dan pernah mengalami
    Insightful pokoknya bang dwi

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. pertama kali dapet komenan kayak ginian uwuwu

      Delete
  6. Manusia adalah kumpulan salah yang terus meminta maaf dan ampunan Tuhan, ngena banget kalimatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kurang lebih seperti itu definisi manusia menurut kacamata banyak orang

      Delete
  7. Aku sering bertengkar dengan seseorang, aku sering meminta maaf atas salahku. Secara kesalahan aku sadar kalo ini bukan hal besar, tapi cukup memuakkan. Tetap saja aku ingin meminta maaf dan berharap dia menjawab 'iya'. Ketika melihat ini, aku tahu dia sangat sebal dgn kesalahan yg terus kuulang. Tapi penyesalan memang selalu datang di akhir😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. percayalah, banyak juga yang seperti itu kok. kamu tidak sendiri.

      Delete
  8. Bukan manusia jika tanpa salah dan dosa...itulah sempurnanya kita sebagai Hamba...suka...selalu suka mampir baca tulisan kakak. Serius..👌😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. manusia sempurna dengan ketidaksempurnaannya. aku juga suka baca komentar kamu. serius. ehe.

      Delete
  9. Pintu taubat selalu terbuka lebar bagi hamba yang sedia mencari-Nya! Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju banget kak. pintu-Nya begitu lebar tapi pintu hati-hati manusia yang terkadang terlanjur sempit.

      Delete
  10. Yaa, kita memang tidak tahu malu hingga buat salah melulu, tapi dari kesalahan semoga kita belajar untuk menjadi pribadi yg baik atau lebih baik lagi

    ReplyDelete

Post a Comment