pedasnya jempol-jempol netijen korea




Baru-baru ini, dunia hiburan negeri ginseng kembali digemparkan dengan pemberitaan yang bikin geleng kepala. Bukan karena musik baru yang yahut, melainkan kasus idola yang bunuh diri undang komentar semrawut. Kalau kamu anggap kalau warganet Indonesia itu barbar, mungkin benar, tapi ada yang lebih parah, perkenalkan knetz, sebutan untuk para warganet dari korsel.

Aktris dan penyanyi bernama Sulli, yang kalau boleh jujur tidak terlalu aku ikuti, dikabarkan ditemukan tidak bernyawa di kediamannya. Tokoh publik yang namanya besar di dunia hiburan dan juga mantan anggota girl group f(x) ini memang dari dulu sudah terkenal rajin mendapatkan komentar jahat dari netijen-netijen korea selatan.

Kasus bunuh diri ini, walaupun kata polisi masih dilakukan penyelidikan tapi kemungkinan besar adalah bunuh diri, menambah daftar panjang idola yang kehilangan nyawa karena bunuh diri, dibunuh oleh banyak pembencinya di internet. Netijen korea begitu menakutkan, aku seketika merasa ngeri, memang tidak baik menggeneralisir satu negara dari aksi jahat oknum warganya. Tapi, jelas dunia internasional sudah tahu pedasnya jempol netijen-netijen korsel ini jahatnya minta ampun.

Aku ingin menyampaikan salam duka cita yang mendalam, kasus serupa yang tak berujung. Orang yang mengalami depresi bisa membenci diri sendiri dan berpikiran bunuh diri tanpa ada dorongan dari orang lain, lah ini jelas-jelas diserang tiap hari. Ini bagaikan kamu sudah berdiri di ujung tepi puncak jurang terus selalu didorong terus dari belakang.

Beberapa pihak menawarkan opsi pengubahan regulasi di korea dalam hal mewajibkan setiap warganetnya membuat akun dengan nama asli. Dan aku setuju banget dengan ide semacam ini. Salah satu hal yang membuat jempol-jempol jahat itu berani menyerang seenaknya ya karena mereka menggunakan akun anonim, tak beridentitas. Beda banget dengan sebagian besar warganet Indonesia yang hobinya pake nama asli, bisa kelihatan dengan kasus istri sejumlah tni yang berkomentar jahat dan membuat para suami mereka kena getahnya.

Mari kita harap bersama bahwa kasus bunuh diri yang tidak ada habisnya ini bisa lekas membuka mata pemerintah korsel untuk mengambil langkah tegas dengan memperketat aktivitas dunia maya. Untuk mereka yang telah menyerang Sulli sampai akhirnya dia bunuh diri, semoga kalian hidupnya tidak tenang dan ditangkap oleh pihak berwajib. Setiap nyawa begitu berarti, komentar jempol-jempol jahat perlu untuk segera dieliminasi.

Comments

  1. Semoga baik lisan maupun jemari kita selalu dilindungi dari berkata jahat pada orang lain ya, Kak. Terima kasih atas tulisannya. Ohiya, ngomong-omong, kata 'netizen' sudah masuk jadi kata baku di KBBI ya, saya baru tahu, setelah baca tulisan ini, hihi. Salam dari Sapporo.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih komentarnya. semoga kita selalu bisa menjaga jempol ya. oh ya? aku juga baru tahu netizen sudah masuk dalam kata baku. luar biasa ya perkembangan kata serapan, aku kira yang baku warganet.

      Delete
  2. Iya nih, ka netizen korea memang gak punya perasaan, astagfirullah... Udah banyakan bgt kasus para aktor yg bunuh diri gegara di bully hingga depresi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gak kehitung lagi saking banyaknya bikin sedih

      Delete
  3. Salam kenal dari London.
    Dulu saya pikir netizen Indonesia paling pedas komentnya di lapak artis ternyata di luar sana masih banyak yg lebih pedas

    ReplyDelete
    Replies
    1. antara jembol netijen indo kurang pedas atau artis indo yang kebal

      Delete
  4. Kata-kata bisa jadi penyemangat dan sebaliknya. Moga kita selalu bisa menjaga kata-kata yg mengalir dari lisan dan jempol kita

    ReplyDelete
  5. Dari kasus Sulli ini mmbuktikan bhwa dampak bullying sngat nyata terlebih pada si korban karena dpat mnyerang psikologi mereka hingga berujung kematian.

    ReplyDelete

Post a Comment